TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Joko Widodo soal laba Pertamina 2018 yang diperkirakan bisa menembus Rp 20 triliun dikomentari oleh Said Didu. Bekas Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara ini mempertanyakan sumber laba Pertamina tersebut.
Baca juga: Pertamina akan Eksplorasi Migas di Blok Maratua Kalimantan Timur
Melalui akun Twitternya @saididu, ia mennyindir pernyataan Jokowi. "Beberapa hari lalu terdapat berita yang bersumber dari Bapak Presiden bahwa laba Pertamina 2018 Rp 20 triliun. Pertanyaan saya belum ada pengumuman laporan keuangan kok sudah ketahuan?" ujarnya.
Said Didu juga mengkritik apakah angka tersebut adalah arahan pemeritah. Sebab hingga triwulan III 2018, laba Pertamina baru mencapai Rp 5 triliun. "Apakah angkat tsb bukan “arahan” ? kata Said.
Menanggapi cuitan Said Didu itu, pengamat energi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai tahun 2018 Pertamina menghadapi kondisi yang cukup berat.
Dia memperkirakan Pertamina menanggung potential loss yang cukup besar tahun 2018 sebagai akibat kenaikan harga minyak dunia, sementara harga jual BBM dalam negeri tidak naik.
"Bisa potential loss cukup tinggi meski tidak merugi. Saya pernah hitung harga minyak US$ 80 per barel bisa Rp 19 triliun potential loss," ujarnya Kamis, 21 Februari 2019.
Di samping itu, menurut Fahmy, kondisi keuangan Pertamina juga diperberat dengan turunnya produksi hampir di semua blok migas milik Pertamina. Dia berujar penurunan produksi di hulu juga mestinya menyebabkan penurunan laba.
"Melihat indikator-indikator tersebut, saya kira kalau laba Pertamina tiba-tiba naik drastis (dari kuartal III/2018), ini agak anomali," kata Fahmy. "Tapi saya tidak bisa pastikan karena laporan keuangannya belum ada."
Sebelumnya, Kementerian BUMN menyatakan laba Pertamina hingga akhir 2018 diperkirakan akan turun dibandingkan laba pada 2017.
Menurut data Kementerian BUMN, Pertamina mengantongi laba bersih Rp 35 triliun pada 2017. Sedangkan hingga kuartal III/2018, Kementerian BUMN mencatat laba bersih Pertamina mencapai Rp 5 triliun.
BISNIS