TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi kritik calon Presiden Prabowo Subianto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan butuh waktu untuk membuat kereta ringan alias LRT Palembang, penuh terisi.
Baca juga: Sri Mulyani Mesem Saat Ditanya Kekhawatiran Prabowo soal Unicorn
"Singapura saja butuh 10 bahkan 20 tahun Lee Kuan Yew melakukan itu, mana mungkin bisa langsung penuh seperti bus kota," ujar dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.
Apalagi, kata Budi Karya, Indonesia memang baru pertama kali mengoperasikan LRT. Sehingga, perlu proses dan waktu. Ia mengatakan pembangunan jalur kereta ringan itu sudah tepat, yaitu sebelum Palembang mengalami kemacetan lalu lintas.
"Apa mau Palembang seperti Jakarta, ketika sudah macet baru kita bangun LRT supaya langsung penuh? Kan tidak seperti itu."
Budi mengatakan pemerintah kini memiliki tugas untuk memperbaiki kebiasaan masyarakat. Tantangannya, masyarakat kini dimanjakan dengan murahnya kendaraan pribadi seperti sepeda motor. Masyarakat bisa membeli motor secara kredit tanpa uang muka dengan biaya cicilan yang ringan. Sementara, bila memakai LRT, masyarakat masih harus bergantung kepada moda angkutan lain.
"Makanya kita harus duduk bersama-sama untuk meningkatkan itu," ujar Budi. Saat ini, menurutnya, sudah tampak pertumbuhan jumlah penumpang untuk LRT di Palembang, yaitu sekitar 5-10 persen per tahun. "Jadi mulai penumpangnya mulai growing."
Sebelumnya, LRT Palembang sempat dikritik Prabowo saat debat capres kedua, Ahad lalu. Prabowo menyatakan menghargai Jokowi yang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Namun kinerja tim Jokowi dinilainya kurang efisien.
"Infrastruktur dikerjakan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar, sehingga banyak infrastruktur yang tidak efisien, sehingga merugi dan sulit dibayar," ujar Prabowo. "Infrastruktur jangan hanya jadi monumen, jangan seperti LRT di Palembang maupun Bandara Kertajati."