TEMPO.CO, BANDUNG - Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan menjanjikan anggaran untuk Program Citarum Harum tahun 2019 cair bulan depan. “Maret tanggal 15. Anggarannya Rp 605 miliar,” kata dia selepas membuka gelaran Citarum Expo di Gedung Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa, 19 Februari 2019.
Simak: Audit Program Citarum Harum, BPK: Hasilnya Tak Memuaskan
Luhut menjanjikan anggaran yang akan dikucurkan tahun depan lebih besar lagi. Sumber dana program tersebut juga tidak melulu dari dana pemerintah tapi juga dari perusahaan swasta. “Nanti bertahap, kita akan lihat, akan dibesarkan lagi. Bukan hanya itu, banyak sekarang peminat-peminatnya, dari perusahaan-perusahaan yang CSR, di ikutkan di sini, saya kira itu penting,” kata dia.
Menurut Luhut, program Citarum Harum tidak melulu melibatkan unsur pemerintah, tapi juga swasta, perguruan tinggi, serta relawan. Gelaran Citarum Expo diklaim untuk menunjukkan perhatian sejumlah pihak untuk ikut serta membenahi Sungai Citarum yang mendapat julukan sungai terkotor di dunia.
Universitas Padjadjaran misalnya menjalin kerjasama dengan MIT mendapat dana riset untuk membantu pembenahan sungai Citarum. “MIT dan Unpad itu dikasih (dana riset) 2 juta Dollar AS, itu juga untuk membersihkan ini. Jadi sekarang gaungnya sudah dilihat oleh internasional, bahwa Indonesia itu serius,” kata Luhut.
Luhut mengaku, program Citarum Harum akan dijadikan program unggulan untuk menunjukkan pada dunia keseriusan Indonesia memperbaiki lingkungan. Awal Maret misalnya, dirinya mengundang perwakilan sejumlah organisasi dunia yang akan membahas sejumlah isu untuk melihat langsung pembenahan Sungai Citarum. “Kita bikin semacam simposium, yang hadir dari World Bank, World Economy Forum dari beberapa institut lain. Pak Gubernur (Ridwan Kamil) dan bupati kami minta hadir untuk menelaskan. Salah satu show-case kita adalah Citarum,” kata dia.
Luhut mengklaim, program Citarum Harum sengaja dipilih karena paling kongkret. “Ini kongkret, sudah jelas. Mereka sudah kerja, Jawa Barat ini menjadi model untuk seluruh Indonesia, dan mungkin juga dunia,” kata dia.
Program Citarum harum akan melibatkan TNI dari satuan Kodam III/Siliwangi dan Kodam Jaya, Polda Jawa Barat dan Polda Metro, sejumlah kementerian terkait diantaranya Kementerian PUPR dan Kementerian Kehutanan Dan Lingkungan Hidup, serta pemerintah daerah mulai dari provinsi Jawa Barat hingga seluruh kabupaten/kota yang yang dilalui sungai tersebut dari hulunya di Kabupaten Bandung hingga muaranya di Bekasi. Gubernur Jawa Barat kala itu Ahmad Heryawan di tunjuk menjadi Komandan Satgas, dan saat ini posisinya dipegang oleh Ridwan Kamil.
Luhut mengklaim, di tangan Ridwan Kamil sebagai Komandan Satgas Citarum Harum, program itu baru memiliki program dan pembagian tugas yang jelas. “Pertama kali, setelah Pak Gubernur membuat program, siapa berbuat apa dengan jelas, melalui kementerian terkait, beliau (Ridwan Kamil) sebagai Dan Satgas,” kata dia.
Luhut mengatakan, Ridwan Kamil berani memangkas target waktu membenahi Sungai Citarum lebih cepat. “Tadi Pak Gubernur nantang lagi, mau bikin 5 tahun. Tapi kalau rakyat Jawa Barat gak dukung, ya ga sampai juga. Jadi kita semua harus sama-sama,” kata dia.
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, perbaikan Sungai Citarum tidak bisa hanya mengandalkan rekayasa fisik. Kementeriannya yang sudah puluhan tahun berurusan dengan sungai tersebut sudah membuktikannya. Pengerukan Sungai Citarum yang dilakukan 2 tahun lalu kini sudah tertutup lagi sedimen.
Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Nurchahyanto mengatakan, sejak awal tahun hingga saat ini, pihaknya terpaksa meminjam dana Yayasan Citarum Harum menunggu dana pemerintah cair untuk operasional prajurit yang dikerahkan membenahi sungai tersebut. “Kita ada peminjaman dari yayasan yang dibentuk oleh Pak Dony Munardo dulu, Yayasan Citarum Harum, dan itu sangat bermanfaat untuk mengatasi keterlambatan pencairan dana,” kata dia, Selasa, 19 Februari 2019.
Nurchanyanto mengatakan, sementara ini Kodam Siliwangi baru mengerahkan 1.300 prajurit. Prajurit tersebut di bawah pimpinan Komandan Sektor yang dibagi dalam 14 sektor di sepanjang Sungai Citarum dari daerah hulu hingga batas waduk Jatiluhur. Kodam Siliwangi sudah bersiap menerjunkan prajurit lebih banyak untuk menjangkau Sungai Citarum dari hulu sampai hilir. “ Tapi nanti begitu anggaran dari pemerintah pusat turun, kita akan kerahkan kurang lebih 4 ribuan prajurit,” kata dia, “Batasnya sampai Karawang.”