TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno menceritakan awal mula kedekatannya dengan CEO Bukalapak Achmad Zaky. Sandiaga mengaku bahwa dirinya dan Zaky adalah teman dekat sejak lama.
Baca: Rating Bukalapak di App Store Merosot ke Level 3,0
Bahkan, menurut Sandiaga, hubungan mereka berdua seperti mentor dan anak bimbingan. "Saya mentor dan dia mentee. Alhamdulillah sekarang Zaky sudah menjadi unicorn's leader, saya bangga banget," ujar Sandiaga, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Februari 2019.
Sandiaga mengatakan, kedekatannya dengan Zaky bisa ditelusuri melalui berbagai rekam jejak digital. Dia pun mengaku bangga dengan perkembangan Bukalapak yang didirikan Zaky menjadi salah satu unicorn di Indonesia.
Sandiaga menyebut Bukalapak juga telah tumbuh melebihi perusahaan yang dia dirikan lebih dari 20 tahun lalu, PT Saratoga Investama. Padahal, Bukalapak berdiri belum sampai sepuluh tahun. "Ini menjadi kebanggaan Indonesia. Mestinya kita mendukung Bukalapak," tuturnya.
Cerita kedekatan Sandiaga dan Zaky juga dibenarkan politikus Gerindra, yang juga sahabat keduanya sejak lama, Miftah Sabri. Miftah mengatakan, Sandiaga dan Zaky sudah berkenalan sejak sekitar 2007.
Perkenalan itu bermula saat Sandiaga, saat itu Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, menggelar acara Hipmi pergi ke perguruan-perguruan tinggi. Sandiaga menjadi pemateri yang berbicara soal wirausaha. Adapun Zaky dulu merupakan salah satu peserta di acara yang diisi Sandiaga.
Setelah itu, kata Miftah, Sandiaga dan Zaky berkenalan dan bertukar kontak. Miftah mengatakan, Zaky juga bertemu dengan Sandiaga di awal-awal memulai Bukalapak. "Zaky adalah seorang anak muda peserta pelatihan itu yang mendatangi Sandi setelah acara," katanya, Jumat, 15 Februari 2019.
Namun lebih jauh Sandiaga enggan mengomentari polemik cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky belakangan ini. Pasalnya Sandiaga tak ingin pendapatnya bakal menjadi bias politik.
Sandiaga ini lebih sepakat cuitan Achmad Zaky tersebut dibawa ke arah diskursus riset di bidang industri 4.0. "Saya ingin ini diskursusnya bukan ke politik, tapi research and development," kata Sandiaga.
Sebelumnya beredar kampanye uninstall Bukalapak yang populer di media Twitter. Hal ini terjadi setelah cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky mengenai industri 4.0 viral, pada Kamis, 14 Februari 2019.
Zaky saat itu mengatakan omong kosong industri 4.0 kalau budget riset dan pengembangan negara seperti saat ini. Dia menunjukkan data perbandingan dana riset dengan negara-negara lain.
Menurut Zaky, dana riset dan pengembangan di Amerika sebesar US$ 511 miliar, Cina US$ 451 miliar, Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, Singapore US$ 10 miliar, dan Indonesia US$ 2 miliar. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis akun @achmadzaky. Cuitan itu kemudian dihapus, tapi screenshoot sudah tersebar viral.
Dalam hitungan beberapa jam, cuitan itu viral hingga muncul tagar #uninstallbukalapak. Beberapa waktu kemudian, akun Achmad Zaky kembali menulis bahwa twit yang dia buat telah viral. "Bangun-bangun viral tweet saya gara-gara 'presiden baru', maksudnya siapa pun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget," tulis akun @achmadzaky.
Menurut Zaky, tujuan dari tweetnya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi di riset dan sumber daya manusia kelas tinggi. Ia mengatakan jangan sampai Indonesia kalah sama negara-negara lain.
Baca: Bos Bukalapak Akui Pakai Data Wikipedia di Cuitan Dana Riset
Terkait kedekatannya dengan Sandiaga ini, CEO Bukalapak Achmad Zaky belum bisa dimintai konfirmasi. Pesan yang dikirim ke nomornya belum direspons. Namun dalam beberapa kesempatan sebelum, Zaky pernah mengakui Sandiaga sebagai mentornya. Salah satunya saat menjadi pembicara bersama Sandiaga di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Juli 2017.
BISNIS