TEMPO.CO, Jakarta - PT Railink menargetkan 1,3 juta orang bakal naik Kereta Bandara sepanjang tahun 2019. Vice President Commercial Passenger PT Railink Fitri Kusuma Wardhani mengatakan sepanjang tahun 2018 jumlah penumpang baru mencapai angka 800.000-900.000 ribu penumpang.
Baca juga: PT Railink Imbau Vandalisme di Kereta Bandara Tidak Diviralkan
"Tahun ini memang baru capai 800.000 penumpang sepanjang tahun 2018. Turun sedikit dari target," ka Fitri ditemui di sela-sela peninjauan Stasiun Manggarai, Sabtu 16 Februari 2019.
Kendati demikian Fitri tak menyebutkan target penumpang pada 2018. Ia menuturkan sepanjang 2018, okupansi Kereta Bandara baru mencapai sekitar 20-30 persen dalam sehari. Artinya, jika dalam satu rangkaian Kereta Bandara memiliki 272 kursi, jumlah kursi yang terisi baru mencapai 55 orang sekali jalan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto menambahkan bahwa okupansi Kereta Bandara memang belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini karena selama ini Stasiun Sudirman Baru yang menjadi induk Kereta Bandara dianggap sulit diakses.
Sebab, kata Heru, selama ini area Stasiun Sudirman Baru merupakan area ganjil genap bagi kendaraan khususnya mobil. "Dengan adanya layanan tambahan di Stasiun Manggarai ini diharapkan bisa meningkatkan okupansi Kereta Bandara," kata Heru.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek pembangunan perluasan dan double-double track atau DDT di Stasiun Manggarai. Dalam kegiatan itu, Budi Karya mengumumkan bahwa mulai pertengahan Maret 2019, Kereta Bandara sudah bisa melayani penumpang dari Stasiun Manggarai.
Adapun selama ini, Kereta Bandara Railink baru bisa melayani penumpang dari Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Duri dan Batu Ceper. Dibukanya layanan penumpang Kereta Bandara ini sejalan dengan dipergunakannya Stasiun Manggarai sebagai hub transportasi mulai dari kereta komuter Jabodetabek, kereta jarak jauh dan kereta Bandara Soekarno-Hatta.