TEMPO.CO, Jakarta - Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky meminta agar cuitannya ihwal industri 4.0 yang menyinggung 'presiden' baru tidak disalahartikan. "Jangan diplintir ya, lets fight for innovation budget," kicaunya di @achmadzaky 13 Februari 2019.
Berita terkait: Tagar Uninstall Bukalapak Menjadi Trending, karena Twit Pendiri
Zaky menyebutkan jika presiden baru yang dimaksud adalah presiden yang terpilih nantinya, termasuk calon petahana Joko Widodo. "Presiden baru maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga," kata dia.
Sebelumnya, Zaky mengkomentari anggaran pemerintah untuk dalam sektor Research and Development masih minim. Menurut dia omong kosong industri 4.0 kalau budget riset dan pengembangan negara seperti saat ini. Dia menunjukkan data perbandingan dana riset dengan negara-negara lain
Zaky membandingkan dengan dana riset dan pengembangan di Amerika sebesar US$ 511 miliar, Cina US$ 451 miliar, Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, Singapore US$ 10 miliar, dan Indonesia US$ 2 miliar.
Menutup keluhan tersebut, Zaky berharap ada perubahan dengan Pemilihan Presiden tahun ini. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," katanya.
Kicauan Zaky tersebur menyebabkan viral tagar #Uninstallbukalapak di sosial media.
Menurut Zaky, tujuan dari tweetnya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi di riset dan sumber daya manusia kelas tinggi. Dia mengatakan jangan sampai Indonesia kalah sama negara-negara lain.
Baca: Usai Twit Presiden Baru, CEO Bukalapak Minta Maaf ke Pendukung Jokowi
Zaky juga mengatakan selama ini kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia sangat menyemangati Bukalapak. "Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju," ujar Zaky.