TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional atau KEIN Arif Budimanta mengungkapkan kunci pengelolaan utang yang efektif seperti yang dilakukan oleh negara-negara maju, yakni harus dipergunakan secara produktif.
BACA: Bangun Jalan Tol via Utang, Jasa Marga: Pertanda Investor Percaya
"Pertama, utang harus dipergunakan secara produktif. Kemudian yang kedua harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Ketiga, tentunya utang tersebut memiliki jangka waktu yang panjang," tutur Arif Budimanta kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 15 Februari 2019.
Dia menjelaskan bahwa kalau utang itu dipergunakan secara produktif, maka negara ini memiliki "repayment capacity" yang baik. "Repayment capacity" itu ditunjukkan dari penerimaan pajak yang tumbuh semakin besar, kemudian penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak, industrialisasi berkembang dan menjadi penopang dari perekonomian nasional.
"Industrialisasi itu bukan hanya industrialisasi yang besar, namun juga industrialisasi di pedesaan karena kalau kita bicara industrialisasi maka kemudian kita berbicara meningkatkan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan mentah," kata Arif usai menjadi narasumber dalam acara diskusi bertema "Utang dan Manfaat Infrastruktur."
Baca: Sebut Utang Pemerintah Aman, Chatib Basri Ingatkan 2 Tantangan
Dalam diskusi tersebut, Wakil Ketua KEIN yang juga Direktur Megawati Institute tersebut menyampaikan bahwa infrastruktur merupakan prasyarat bagi Indonesia maju.
"Infrastruktur itu prasyarat bagi Indonesia maju, tidak ada negara maju yang tidak baik infrastrukturnya baik itu untuk infrastruktur pertanian, energi sampai dengan infrastruktur digital," ujar Arif.
Menurut dia, pembangunan sarana-sarana infrastruktur yang telah dibangun oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini harus dijaga kualitasnya. "Pertama, infrastruktur itu setelah dibangun harus dijaga kualitasnya sehingga kemudian dapat terus dipergunakan. Kedua, ditingkatkan kapasitasnya terutama untuk infrastruktur digital, mengingat teknologi berkembang," katanya.
Arif juga menambahkan bahwa ada yang disebut "upgrade" dari kualitas infrastruktur itu, terutama yang terkait dengan infrastruktur digital.
Baca berita tentang utang lainnya di Tempo.co.