TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan siklus politik mempengaruhi investasi di Indonesia. Menurut dia, investasi melambat menjelang pemilihan umum atau pemilihan presiden 2019. Sedangkan, kata dia, investasi akan tumbuh dengan kencang setelah pemilu.
BACA: Kepala BKPM Sebut Suhu Politik Sedang Panas, Isu Bisa Digoreng
Hal itu kata Thomas, dilihat dari data BKPM dalam 15 tahun terakhir ini. "Saat pemilu ada perlambatan ekonomi dan ada recovery setelah pemilu. Begitu pemilu lewat akan ada recovery yang kenceng di investasi," kata Thomas Lembong di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 13 Februari 2019.
Meski demikian, kata Thomas, ketika pemilu usai akan banyak pekerjaan rumah yang harus pemerintah kerjakan. Karena, dia melihat dalam perekonomian banyak distorsi dan tekanan yang terakumulasi saat siklus politik itu terjadi.
BACA: BKPM Bakal Optimalkan Kinerja Satgas Percepatan Berusaha
Oleh karena itu, kata Thomas, saat ini masih banyak terobosan-terobosan untuk ekonomi yang belum keluar. Namun kata dia, akan segera diluncurkan, terobosan itu usai pemilu dan diyakini ampuh untuk membuat perekonomian dan investasi tumbuh lebih baik.
"Banyak terobosan-terobosan yang ditahan keluar karena takut digoreng secara politik setelah pemilu akan kami dorong," ujar Thomas.
Hal itu Thomas sampaikan dalam acara Market Outlook 2019 Mandiri Manajemen Investasi. Dalam acara itu juga dihadiri ekonom senior Faisal Basri, Executive Director Centre for Strategic and Internasional Studies atau CSIS Philips J Vermonte, dan Direktur Mandiri Investasi Endang Astharanti.
Lebih lanjut Thomas mengatakan optimistis pada pertumbuhan ekonomi dan investasi di 2019, namun dia waswas dan prihatin pada 2020.
"2019 cukup aman dan baik. Di lain sisi saya prihatin cukup banyak tekanan dan distorsi yang terakumulasi. Harus ditangani segera begitu pemilu selesai. Kalau tidak diberesin bisa meledak di 2020-2021," kata Kepala BKPM Thomas Lembong.