TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerapkan tiga strategi pemulihan sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di sektor pariwisata Banten pasca-tsunami Selat Sunda. Strategi itu meliputi pengembangan SDM dan kelembagaan, pemasaran di destinasi tak terkena dampak, dan destinasi terkena dampak.
Baca juga: Alasan PHRI Beri Gelar Jokowi sebagai Bapak Pariwisata Nasional
"Pasca tsunami Kemenpar akan memulihkan SDM pariwisata antara lain melalui upaya penyelamatan fisik seperti pembentukan Balawista, sertifikasi, dan 'trauma healing'," ujar Arief di Jakarta, Selasa, 12 Februari 2019.
Dia menekankan tiga strategi tersebut yang akan dilakukan kementeriannya dalam memulihkan kembali dan membangkitkan sektor pariwisata di Banten.
Dalam penyelamatan fisik, Arief mengapresiasi kinerja Balawista yang menjadi salah satu garda terdepan saat mengevakuasi korban-korban pasca-tsunami Selat Sunda. Sementara itu untuk kelembagaan yang lebih baik, Kementerian Pariwisata akan menerapkan program sertifikasi terkait keahlian pariwisata. Untuk itu Arief menjanjikan sertifikasi kepada 2.000 orang.
"Untuk sertifikasi akan ada 2.000 orang yang akan kami sertifikasi, 1.800 orang di Banten dan 200 orang di Lampung," ujar Menpar.
Ia juga menyadari trauma yang banyak dialami korban-korban gempa dan tsunami. Karena itu, dia meminta agar jajarannya memberikan sesi khusus "trauma healing".
"Yang terakhir dan paling penting yaitu 'trauma healing' kondisi kejiwaan dan spiritual, manusia secara fisik bisa di selamatkan tetapi untuk urusan kejiwaan dan spiritual masih akan merasa trauma. Melihat pengalaman TNI dan Polri dalam menangani 'trauma healing' pada bencana Lombok kemarin, salah satu cara tercepat untuk memulihkan kejiwaan orang yang terkena gempa adalah pendekatan spiritual," katanya.
Sesuai arahan Presiden, Arief menekankan waktu pemulihan pasca-bencana hanya berlangsung tiga bulan. Menpar berharap pelaku industri pariwisata tidak berlarut-larut dalam kondisi yang ada. Menurut dia, pelaku usaha yang terus berkutat dalam rasa 'sakit' akan sulit untuk bangkit.
"Kondisinya, pariwisata pesisir Banten sedang sakit karena bencana. Tapi setelah tiga bulan tidak boleh lagi mengeluh sakit. Misalnya, saat okupansi hotel sedang turun, bagaimana bisa perusahaan memberikan gaji, insentif, dan sebagainya kepada pegawai," ujar dia.
Dalam acara penutupan Pelatihan Balawista yang digelar di Banten, Menteri Pariwisata sempat menyaksikan langsung simulasi penyelamatan wisatawan yang dilakukan para Balawista setelah melakukan pelatihan intensif selama 15 hari, serta memberikan piagam penghargaan kepada Balawista terbaik di tiap angkatan.
ANTARA