TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Merah Johansyah menyatakan pasangan calon presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, banyak didanai oleh perusahaan tambang dan energi.
Baca: Prabowo Sebut 25 Persen Anggaran Pemerintah Bocor
"Keterkaitan dan keterlibatan langsung dalam bisnis tambang hingga sumber dana kampanye dari kedua pasangan calon yang sebagian berasal dari industri tambang menunjukkan betapa Pemilu 2019 sangat kental dengan kepentingan industri tambang," ujar Johansyah.
Dari kubu pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, Merah menilai 86 persen dari total biaya kampanye yang dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), sumbernya masih belum jelas. Sebab di dalamnya hanya tercantum perkumpulan Golfer TBIG senilai Rp19,74 miliar yang diduga merupakan bagian dari PT Tower Bersama Infrastructure Group, dan Golfer TRG senilai Rp18,19 miliar yang diduga merupakan bagian PT Teknologi Riset Global Investama.
Merah menyebut, keduanya dimiliki oleh Wahyu Sakti Trenggono yang kini merupakan bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin. Terlebih, Wahyu bersama Garibaldi Thohir merupakan komisaris PT Merdeka Cooper Gold, salah satu pemegang saham PT Bumi Suksesindo yang menambang emas di Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi.
"Pencantuman sumbangan dari perkumpulan Golfer TBIG dan TRG ini, patut diduga sebagai upaya menyamarkan sumber pendanaan yang berasal dari bisnis tambang, yang dalam aktivitasnya bukan tanpa masalah," tutur Merah dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 11 Februari 2019.
Sementara itu, di kubu pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, Merah menyebut keduanya tercatat memiliki saham pada sektor bisnis tambang. Seperti diketahui, cawapres Sandiaga Uno tercatat telah sembilan kali menjual saham PT Adaro Energi Tbk, yang merupakan perusahaan tambang batu bara untuk menutupi sekitar 70 persen biaya kampanye total Rp 54,05 miliar atau sebesar Rp 39,5 miliar.
Selain itu kata Merah, pasangan Prabowo dan Sandiaga secara langsung juga terlibat bisnis tambang. Prabowo adalah pemilik Nusantara Energy Resources dengan 17 anak perusahaan dari bidang kehutanan, sawit, tambang batu bara hingga kertas. Sedangkan Sandiaga, sebagai pembisnis tambang tercata di Saratoga Grup, PT Andora Energy, PT Multi Harapan Utama.
Merah berpendapat dengan terlibatnya oligarki pembisnis tambang ini akan terjadi peluang konflik kepentingan seperti kontrak politik antara biaya kampanye dengan izin izin tambang nantinya. Hal ini menurut dia akan berdampak dengan tersanderanya para calon presiden dalam memperbaiki sektor pertambangan.
TAUFIQ SIDDIQ | BISNIS