Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Mutilasi Bos Tekstil Bandung, Dua Rekan Bisnis Ditangkap

image-gnews
Ilustrasi mutilasi. kisspng.com
Ilustrasi mutilasi. kisspng.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Malaysia telah menangkap dua orang rekan bisnis, Nuryanto, pengusaha tekstil asal Bandung, Jawa Barat, yang ditemukan tewas dibunuh di Selangor, pertengahan Januari lalu. Ia diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia.

Baca:  Bos Teksil Bandung Dimutilasi di Malaysia, Bagaimana Bisnisnya?

Dua orang yang ditangkap Kepolisian Malaysia tersebut adalah Iqbal alias Jimmy dan Muhammad Abbas, warga negara Pakistan yang tinggal di negeri Jiran. "Dua-duanya adalah relasi Pak Nuryanto, karena mereka adalah orang yang terakhir berhubungan dengan Bang Yanto (Nuryanto) di sana, jadi polisi mencurigai mereka" ujar pengacara Nuryanto, Hermawan, kepada Tempo, Ahad, 10 Januari 2019.

Hermawan mengatakan sempat berkomunikasi dengan Iqbal pada tanggal 23 Januari 2019, yaitu ketika Nuryanto sudah hilang. Iqbal disebut-sebut sebagai relasi yang paling sering ditemui Nuryanto di Malaysia dalam urusan bisnisnya.

Menurut Hermawan, Iqbal dan Abbas terakhir menemui Nuryanto pada 21 Januari 2019. Mereka mengantar pengusaha kota kembang itu menuju ke Sky Hotel di kawasan Bukit Bintang, Malaysia. Setelah itu, tidak ada komunikasi antara mereka dan Nuryanto.

Hermawan mengatakan hubungan bisnis antara Nuryanto dan dua orang Pakistan itu selama ini berlangsung baik dan jauh dari konflik. "Enggak ada, bahkan katanya mereka itu baik aja. Enggak ada masalah dengan mereka," ujar dia.

Walau demikian, sejak awal, kepergian Nuryanto ke Malaysia itu bertujuan untuk bertemu Iqbal dan Abbas. Ia hendak menagih pembayaran dari rekan bisnisnya itu senilai Rp 2 miliar. Nuryanto diketahui berangkat ke negara tetangga pada 17 Januari 2019 menggunakan pesawat AirAsia. Ia berencana kembali ke Tanah Air pada 23 Januari 2019.

Informasi mengenai dimutilasinya Nuryanto diperoleh Hermawan dari Kepolisian Malaysia. Ia mengatakan ada salah satu relasi Nuryanto di Malaysia yang melaporkan kehilangan orang kepada polisi.

Adapun keluarga mendapat kabar adanya dugaan Nuryanto dibunuh mutilasi pada 26 Januari 2019 setelah kepolisian setempat mengumumkan ditemukannya sesosok mayat yang telah dimutilasi di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ciri-ciri mayat tersebut mirip dengan Nuryanto yang sebelumnya dilaporkan hilang. Saat ditemukan beberapa bagian mayat tersebut hilang. Selain itu, ditemukan pula handphone yang diketahui milik Nuryanto. "Keluarga mulai tak bisa melakukan kontak pada tanggal 21 Januari 2019, hape sudah tidak aktif dan keluarga tidak bisa menghubungi," kata Hermawan.

Kendati saat ini kepolisian telah menahan Iqbal dan Abbas, Hermawan berujar aparat masih mengejar pelaku eksekutor dan alat pembunuhan. "Jadi motifnya juga hingga kini masih belum diketahui," ujar dia. Adapun keluarga telah melakukan tes DNA untuk memastikan bahwa korban mutilasi itu adalah Nuryanto. Hasil tes tersebut akan keluar dalam dua pekan.

Sementara itu, sumber Tempo mengatakan pada 21 Januari 2019 lalu, Yanto masih transfer uang via jasa pengiriman uang sebesar Rp 30 juta kepada salah satu rekan bisnis di Bandung. "Info yang saya dengar dari teman saya, setelah itu tidak ada lagi kabar dari pak Yanto," kata sumber itu.

Ia mengatakan info tentang kematian Yanto yang dimutilasi itu juga terdengar di telinganya. Bahkan ia sempat membaca berita dari media online lokal di Bandung yang menyatakan bahwa kepala dan kaki dari korban belum ditemukan hingga kini.

Baca: Pengusaha Bandung Korban Mutilasi Berniat Tagih Pembayaran Rp 2 M

Sepengetahuan sumber, Yanto berbisnis ke Malaysia untuk penjualan kain, mukena dan baju. "Dia (korban) pernah mengatakan punya back up kerajaan Malaysia," kata dia.

DIAS PRASONGKO | MARTHA WARTA SILABAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

Kemendikbud diminta bentuk tim khusus untuk menangani kasus pencatutan nama dosen Malaysia dan jurnal predator.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

3 hari lalu

Sejumlah Mahasiswa dan Alumni membagikan seleberan bertuliskan
Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

Beredar kabar Dekan FEB Universitas Nasional (Unas) dituding mencatut sejumlah nama akademisi Malaysia di publikasi ilmiahnya


Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

3 hari lalu

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.


Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

3 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

5 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Penyanyi Hong Kong Dicegat di Bandara Malaysia gara-gara Bawa Durian Musang King

7 hari lalu

Durian Musang King. Istimewa
Penyanyi Hong Kong Dicegat di Bandara Malaysia gara-gara Bawa Durian Musang King

Setelah dicegat, penyanyi beserta kru keluar bandara dan menghabiskan durian itu sebelum terbang.


Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

7 hari lalu

Calon pemudik bersiap naik kereta menuju kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, di Stasiun Yantai, Shandong, Cina, Ahad, 20 Januari 2019. chinadaily.com
Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

Di China, tradisi mudik tidak hanya berlangsung saat Lebaran, melainkan terjadi pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.


Pemberian THR Jadi Ciri Khas di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

8 hari lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Pexels
Pemberian THR Jadi Ciri Khas di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

Pemberian THR juga terjadi di Malaysia, Yunani, dan Ameriksa Serikat. Bedanya, di dua negara yang terakhir diberikan menjelang Natal dan Paskah.


Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

11 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

Ditresnarkoba Polda Sulteng menggagalkan narkotika jenis sabu sebanyak 25 kilogram yang hendak dibawa ke Kab. Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.