TEMPO.CO, Jakarta -Indeks harga saham gabungan atau IHSG Bursa Efek Indonesia atau BEI ditutup melemah dipicu aksi ambil untung investor atas saham-saham barang konsumsi, pada Kamis sore, 7 Februari 2019.
BACA: IHSG Dibuka Menguat Seiring Optimisme Perang Dagang Mereda
IHSG ditutup melemah sebesar 11,42 poin atau 0,17 persen menjadi 6.536,46. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,6 poin atau 0,25 persen menjadi 1.033,04.
Analis BNI Sekuritas William Siregar mengatakan, rilis angka Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK oleh Bank Indonesia pada Rabu, 6 Februari 2019 lalu dimana terjadi penurunan IKK pada Januari 2019 dibandingkan Desember 2018 dan juga Januari 2018, memengaruhi pergerakan IHSG.
Selain itu, data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi dari konsensus, juga mendorong pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. "Data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ternyata lebih tinggi dari ekspektasi dan angka Indeks Keyakinan Konsumen tersebut membuat investor melakukan aksi 'profit taking'," ujar William.
BACA: IHSG Dibuka Menguat Ditopang Data Ekonomi Domestik
Dibuka menguat, tak sampai sejam IHSG kemudian terjerembab ke zona merah dan tak mampu kembali ke zona hijau hingga penutupan bursa saham.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham investor asing yang ditunjukkan dengan aksi beli bersih atau "net foreign buy" sebesar Rp 372,84 miliar.
Frekuensi perdagangan saham pada Kamis tercatat sebanyak 485.131 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,69 miliar lembar saham senilai Rp9,05 triliun. Sebanyak 199 saham naik, 226 saham menurun, dan 123 saham tidak bergerak nilainya.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei melemah 122,78 poin (0,59 persen) ke 20.751,28 dan indeks Strait Times menguat 16,08 poin (0,5 persen) ke 3.200,64.
Baca berita tentang IHSG lainnya di Tempo.co.