TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM optimistis investasi masih akan tetap tumbuh positif meski saat ini berada dalam tahun politik. Direktur Wilayah 1 BKPM, Agus Joko Saptono mengatakan meski secara siklus tahunan investasi cenderung menurun di tahun politik tetapi tak akan banyak berpengaruh.
Baca: BKPM: Pertumbuhan Ekonomi Meleset Akibat Investasi Seret
Menurut Agus, optimisme tersebut terlihat meski ada siklus penurunan di tahun politik, faktanya pertumbuhan ekonomi masih di angka 5,17 persen pada 2018. Hal ini berbeda jika dibandingkan siklus waktu tahun 2014 yang hanya 5,02 persen pertumbuhan ekonomi tahun ini tentu lebih baik.
"Jadi kalo dari sisi prospek tahun 2019, kami masih optimistis dan menaruh harapan," kata Agus dalam diskusi publik yang bertajuk Tantangan Mendorong Pertumbuhan dan Menarik Investasi di Tahun Politik, di Jakarta Selatan, Kamis 7 Februari 2019.
Sebelumnya, BKPM telah mengumumkan bahwa target realisasi pencapaian investasi sepanjang 2018 tak mencapai target. Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang tahun lalu hanya mencapai Rp 721,3 triliun alias sekitar 94 persen dari target.
Apabila dirinci, total realisasi investasi PMDN 2018 mencapai Rp 328,6 triliun atau naik sebesar 25,3 persen dibandingkan 2017 sebesar Rp 262,3 triliun. Sedangkan total realisasi investasi PMA 2018 adalah sebesar Rp 392,7 triliun, turun 8,8 persen dibandingkan realisasi investasi PMA 2017 sebesar Rp 430,5 triliun.
Agus mengatakan pemerintah dan juga BKPM telah menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan investasi di tahun politik. Misalnya, BKPM telah memulai melakukan fasilitasi rotasi barang-barang mesin. Khusunya dengan memberikan rekomendari jalur hijau atau khusus. Saat ini, kata Agus suda ada sebanyak 125 perusahaan yang sudah memanfaatkan fasilitas ini.
Selain itu, lanjut Agus BKPM juga akan fokus untuk penguatan percepatan izin investasi seperti baik melalui Online Single Submission atau OSS dan juga layanan izin investasi 3 jam di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Kami juga akan melakukan pembinaan lewat adanya Direktorat Standarisasi seperti memberikan bimbingan teknis untuk unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang menangani izin di daerah," kata Agus.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Nawir Messi mengatakan di tahun politik, investasi pada semester pertama tidak akan bergerak dengan baik. Di menjelang pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) pada April 2019, investor dipastikan berada dalam posisi wait and see.
"Di tahun politik investor pasti dalam posisi wait and see dan akan melihat apa yang terjadi saat pemilu," kata Nawir dalam acara yang sama.
Dia mengatakan, baru setelah Pilpres selesai, para investor baru akan mengambil keputusan akan masuk atau tidak akan masuk. Karena itu, Nawir memprediksi investasi baru akan berubah dan cenderung menanjak pada semester kedua atau setelah Pilpres selesai.