TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto soal 25 persen anggaran pemerintah bocor harus dilihat secara hati-hati. Piter menilai akan lebih elegan kalau tudingan ini benar-benar didasarkan hasil kajian atau penelitian yang valid.
Baca juga: Prabowo Sebut Anggaran Bocor, Kepala Bapenas: Cek ke BPK
"Tanpa itu semua tudingan Prabowo akan menjadi sekadar strategi memenangkan pemilu atau hanya menjadi sensasi belaka," ujar Piter ketika dihubungi, Kamis, 7 Februari 2019.
Menurur Piter, pada masa Orde Baru pernah disebutkan kalau anggaran pemerintah bocor 30 persen. Tudingan ini lebih menyasar kepada korupsi dan inefisiensi dan dihitung berdasarkan hasil penelitian.
Piter mengatakan jika kebocoran yang disebut Prabowo adalah sama, seharusnya Prabowo bisa menjelaskan lebih rinci, korupsi dan inefisiensinya di mana, sumber datanya dari mana.
Kemarin, Prabowo mengatakan Indonesia merupakan negara yang kaya tapi bermasalah karena kekayaannya banyak yang dilarikan ke luar negeri dan habis dikorupsi. Dalam hitungannya, Prabowo memperkirakan, sebanyak 25 persen anggaran pemerintah Indonesia bocor.
Prabowo menyebut salah satu penyebab bocornya anggaran adalah maraknya mark up atau penggelembungan harga yang dilakukan oknum-oknum. Dengan hitungan 25 persen kebocoran dari anggaran pemerintah Indonesia yang mencapai Rp 2.000 triliun, maka hampir Rp 500 miliar uang yang hilang.
FIKRI ARIGI