Digitalisasi bisnis perusahaan berlambang merpati jingga itu sudah diawali sejak Januari dua tahun lalu. Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahju Setijono, saat itu menyatakan komitmen bermitra dengan berbagai bisnis rintisan alias start-up.
PT Pos pun menggandeng perusahaan dagang digital, Blibli, untuk memperluas jangkauan penjualan. Toko offline Blibli pun ditempatkan di 32 kantor cabang kantor pos. Kedua pihak menerapkan transaksi semi-online, memungkinkan konsumen membeli dan membayar barang secara daring lalu mengambilnya secara manual di lokasi tertentu.
PT Pos Indonesia pun mulai mengembangkan bisnis ke ranah non-jasa pengiriman surat. Namun, merujuk ke laporan keuangan perseroan pada 2017, belum ada segmen baru yang bisa menyumbang pendapatan besar. Kontribusi layanan paket dan surat masih mencapai 53 persen, jauh di atas layanan jasa keuangan yang hanya menyumbang 19 persen pendapatan, juga retail yang mentok di angka 7 persen.
Ketua Umum SPPIKB, Akhmad Komarudin, menyatakan menunggu kelanjutan hasil rapat Serikat Pekerja dengan perwakilan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Berlangsung hampir empat jam di lantai 21 gedung Kementerian, kemarin, pertemuan itu dinilainya berakhir tanpa kejelasan. "Kami kawal kelanjutannya. Harus ada tata kelola keuangan dan hubungan manusia yang baik, agar kita dapat bersaing dengan swasta," ujarnya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE | CAESAR AKBAR