TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,17 persen sepanjang tahun 2018. Kepala BPS Suhariyanto menyebut konsumsi rumah tangga sebagai sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun lalu dengan kontribusi sebesar 2,74 persen.
Baca juga: Bagikan Sertifikat, Jokowi Pesan Hati Hati Politikus Sontoloyo
Dibandingkan 2017, laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 5,05 persen. "Jadi memang enggak berubah, penopang utama adalah konsumsi rumah tangga," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu, 6 Februari 2019.
Sumber pertumbuhan berikutnya berasal dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto sebesar 2,17 persen. Adapun konsumsi pemerintah menyumbang 0,38 persen dan pertumbuhan ekonomi dari pengeluaran lainnya adalah 0,87 persen.
Di sisi lain, net ekspor mencatatkan pertumbuhan negatif 0,99 persen. Pertumbuhan ekspor barang dan jasa pada tahun lalu memang mencatatkan angka positif 6,48 persen atau menyumbang 1,40 persen untuk PDB. Hanya saja, pertumbuhan impor barang dan jasa pada tahun lalu jauh lebih tinggi ketimbang ekspor, yaitu mencapai 12,04 persen atau menyumbang -2,39 persen terhadap PDB. "Jadi, kita masih ada pekerjaan rumah karena impor lebih besar daripada ekspor, sehingga net ekspor menjadi negatif," ujar Suhariyanto.
Secara keseluruhan, struktur Produk Domestik Bruto Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga yang berlaku, ujar Suhariyanto, memang belum menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia, yaitu 55,74 persen.
Dalam laporan BPS, angka tersebut selanjutnya diikuti oleh komponen PMTB sebesar 32,29 persen, komponen ekspor barang dan jasa sebesar 20,97 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8,98 persen, komponen perubahan inventori sebesar 2,28 persen, dan komponen lembaga non-profit rumah tangga 1,22 persen. Adapun komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDB memiliki peran 22,06 persen.