TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto berujar pembentukan holding perbankan sudah mencapai tahap akhir. "Kita sudah di ujung sebenarnya, tinggal beberapa hal yang menyangkut regulasi, mungkin dari Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan," ujar dia dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Jumat malam, 1 Februari 2019.
Menurut Suprajarto, Kementerian Badan Usaha Milik Negara merencanakan holding perbankan bisa rampung pada Juli 2019. Untuk itu perseroan masih terus melakukan persiapan. Ia sendiri berharap perusahaan holding itu segera terwujud. Pasalnya, pendirian holding dinilai dapat memberikan manfaat bagi perbankan.
Manfaat yang ia maksud di antaranya adalah terkait persaingan suku bunga, serta pengelolaan teknologi. Selain itu, Suprajarto mengatkan manfaat lainnya datang bila sekiranya perseroan membutuhkan pendanaan dari luar negeri. "Ini akan mempermudah, teknologi juga akan lebih efisien, kami berharap ini segera terwujud."
Rabu lalu, Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan keinginannya menyelesaikan holding BUMN di enam sektor pada 2019. Ia mengatakan, keenamnya adalah holding perumahan, infrastruktur, asuransi, keuangan, pelabuhan dan industri strategis.
"Yang saya target terus terang holding infrastruktur dan perumahan pada Februari. Selanjutnya asuransi, keuangan, pelabuhan, sama industri strategis," kata Rini ditemui usai menjadi pembicara dalam Mandiri Investment Forum 2019, di Fairmont Hotel.
Dari seluruh holding tersebut, ia memiliki targetkan penyelesaian yang berbeda-beda. Misalnya, untuk holding perbankan berharap pada Mei bisa terbentuk. Sedangkan holding industri strategis seperti PT Pindad, PT PAL yang membangun untuk kepentingan pertahanan nasional dipatok maksimal April.
Kendati demikian, Rini menjelaskan pembentukan holding tersebut bukan perkara mudah. Dia berambisi enam holding tersebut bisa selesai tahun ini. Sebab, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari pembentukan holding. "Tadi yang saya katakan, dibentuknya holding company itu selalu buat efisiensi dalam menurunkan cost karena tadi saya katakan seringkali jadi double cost," kata Rini.
Mantan Direktur Astra ini mencontohkan, perusahaan tambang PT Bukit Asam ataupun PT Antam biasanya memiliki open bid untuk nikel atau batu bara. Keduanya juga membutuhkan perlengkapan alat berat lalu masing-masing membeli alat.
Dengan adanya holding pembelian tersebut bisa diganti dengan saling tukar. Selain itu, menurut Rini Soemarno, dengan holding tersebut bisa menjaga perusahaan bisa dikelola dengan baik. Baik secara profesional dan transparan, karena holding memang ditangani oleh pelaku profesional bukan birokrat.