TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia bakal membuat smelter di daerah Gresik, Jawa Timur. Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan perusahaannya telah menyiapkan investasi sekitar US$ 2,6 miliar atau Rp 36,4 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS, untuk pembangunan pabrik pengolahan hasil tambang itu.
Baca: BPK Usul Saham Freeport untuk Papua Dibayar dengan Dividen
"Memang sesuai dengan rencana yang kita submit ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu akan dibangun di Gresik," ujar Tony di The Dharmawangsa, Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019.
Rencananya, kapasitas dari smelter itu bisa mengolah hingga 2 juta ton konsentrat per tahun. Pembangunan fasilitas pengolah tambang, ujar Wenas, diperkirakan selesai dalam lima tahun ke depan. Kendati demikian, ia belum mengungkap kapan pembangunan itu akan dilaksanakan.
"Waktu groundbreaking nggak penting, yang penting progresnya jalan terus. Groundbreaking kapan saja bisa dilakukan," kata Wenas.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Tambang, Industri Strategis dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno mengatakan ada beberapa opsi pembangunan smelter itu. Misalnya saja di Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Gresik. "Jadi tiga tempat itu dikaji," kata dia.
Menurut dia, lokasi smelter Freeport yang dipilih nantinya harus mempertimbangkan soal akses kepada listrik dan air. Sementara ini, persiapan memang dilakukan di Gresik, namin perkara lokasi dan energi, kata Fajar, juga mesti jadi pertimbangan. "Gresik kan sekarang 30-40 persen. Jadi ini tambah baru."