TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tingkat inflasi Januari yang mencapai 0,32 persen masih cukup baik. Berdasarkan tren tahun sebelumnya, inflasi bulan Januari tinggi. Salah satunya karena gejolak harga beras.
Baca juga: Menhub Budi Akui Penerapan Bagasi Berbayar Picu Inflasi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Januari tahun ini pun, bahan pangan masih menjadi kelompak yang paling tinggi menyumbang inflasi. "Karena itu ke depannya, tentu saja kalau pangan akan kami kendalikan," ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019.
Darmin mengatakan pemerintah akan berupaya keras untuk menjaga tingkat inflasi berada di kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen. Kata dia, pemerintah terus mengendalikan inflasi seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
"Inflasi kita bisa konsisten di range 3,5 persen plus minus 1. Sehingga, walau ada gejolak nilai tukar dan harga, angka itu tetap berada di range," kata Darmin. "Intinya inflasi kita oke."
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga ikan segar, beras, dan komoditas sayuran menjadi pemicu terjadinya inflasi Januari 2019 sebesar 0,32 persen.
"Inflasi Januari dipengaruhi oleh harga ikan segar, beras, dan komoditas sayuran," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta.
Suhariyanto mengatakan kenaikan harga tersebut memberikan kontribusi kepada inflasi bahan makanan yang dalam periode tercatat sebesar 0,92 persen.
Dengan pencapaian inflasi Januari 2019, maka inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,32 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 2,82 persen.
Inflasi Januari 2019 juga relatif rendah dibandingkan periode sama dalam dua tahun terakhir, yaitu Januari 2018 sebesar 0,62 persen dan Januari 2017 sebesar 0,97 persen.
CAESAR AKBAR | ANTARA