TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kementerian Perindustrian Imam Haryono mengatakan industri non migas masih bisa terus berkembang di tengah tahun politik ini. Ia memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan non migas di tahun 2019 bisa tumbuh sebesar 5,57 persen.
BACA: Apindo: Investasi Industri Manufaktur Melambat di Tahun 2018
"Ada 5 sektor industri non migas yang diprediksi akan tumbuh tinggi di tahun ini," kata dia di Kementerian Perindustrian, Kamis, 31 Januari 2019.
Ia menjelaskan kelima industri tersebut yaitu Industri Makanan dan Minuman 9,86 persen, Mesin 7 persen, Tekstil dan Pakaian Jadi 5,61 persen, Kulit, Barang dari Kulit, Alas Kaki 5,40 persen dan Barang dari Logam, Eletronika, Komputer yaitu 3,81 persen. Sementara itu, pihaknya memproyeksikan untuk tahun 2020-2014 pertumbuhan industri pengolahan berada di rentang 5,40-7,05 persen.
BACA: Kemenperin Ajak Jepang Investasi di Industri Pembuatan Baterai RI
Baca juga:
Sebelumnya, pada 2018 nilai PDB industri non-migas mencapai Rp 2.555,8 triliun. Sementara itu kontribusi industri manufaktur terhadap total PDB nasional dibandingkan sektor-sektor yang lain adalah industri pengolahan 19,89 persen.
"Dibandingkan sektor yang lain, sektor industri pengolahan pada tahun lalu memang memiliki pertumbuhan paling tinggi," ujar dia.
Ia menjelaskan terkait dengan kinerja daya saing, nilai tambah industri non-migas mencapai US$ 236,69 Miliar pada 2018. Hal ini turut mempengaruhi peningkatan pangsa pasar terhadap industri manufaktur global, yang mencapai 1,84 persen di tahun 2018.