Upaya diversifikasi pendanaan infrastruktur non perbankan itu pun terus digenjot. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan di tengah kondisi saat ini, perusahaan bertugas untuk melengkapi penawaran solusi pendanaan infrastruktur, khususnya dari sisi pasar modal (capital market) dan penanaman modal asing (foreign direct investment). “Di capital market misalnya kami meluncurkan produk-produk inovatif, seperti Komodo bond sudah dua kali terbit, dan tahun ini kami harapkan ada produk baru lagi namanya Formosa Bond,” ucapnya.
Terlebih, dari sisi pemerintah juga secara konsisten menggagas sumber pendanaan inovatif lain. “Kemarin Kementerian Keuangan sudah mengeluarkan sukuk global juga, jadi memang eksplorasi ini tidak akan berhenti untuk terus mencari diversifikasi basis investor maupun sumber pendanaan,” ujar Silvano.
Tak hanya pemerintah pusat maupun sektor swasta, pemerintah daerah pun dituntut kreatif untuk mencari sumber pendanaan pembangunan infrastruktur di daerahnya. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyadari keterbatasan sumber pendanaan yang ada, khususnya jika hanya mengandalkan kucuran anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) maupun kredit dari sektor perbankan saja.
Salah satu produk yang diinisiasi adalah penerbitan obligasi daerah yang ditargerkan dapat diluncurkan tahun ini. “Saat ini sedang dibahas mekanismenya, untuk kebutuhan proyeknya mulai dari jalan, jembatan, sampai bandara.”