TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta semua pihak tak memusingkan besar defisit neraca transaksi berjalan yang mendera Indonesia. Yang penting, pemerintah bisa menjaga arus modal agar terus masuk ke dalam negeri.
Simak: Sri Mulyani: Defisit Transaksi Berjalan Bukan Dosa
"Kalau CAD kita masih sekitar 3 persen, it's okay, enggak usah bingung, enggak usah gundah gulana," ujar Perry di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019. Pada triwulan IV 2018 contohnya, ujar dia, transaksi modal Indonesia mengalami surplus. Imbasnya, nilai tukar pun membaik ke level Rp 14.000-an per dolar AS, setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp 15.000 per dolar AS.
Saat ini, Perry menilai kurs rupiah masih undervalue dan masih akan terus membaik seiring dengan baiknya sisi fundamental perekonomian Indonesia. "Ekonomi Indonesia tumbuhnya lebih tinggi, inflasi terkendali, suku bunga luar negeri naiknya juga enggak bakal lebih tinggi."
Selain itu, persoalan nilai tukar rupiah juga berkaitan dengan neraca pembayaran. Perry mengatakan neraca pembayaran pada kuartal empat 2018 bakal surplus US$ 5 miliar. Angka ini tercatat berbalik positif setelah sebelumnya mengalami defisit pada kuartal ketiga dan kedua.
Kalaupun belakangan nilai tukar terlihat naik turun, menurut Perry, lbih banyak disebabkan oleh faktor technical. Maksudnya adalah kondisi yang disebabkan oleh pemberitaan yang beredar setiap harinya. Namun, dia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi itu.
"Yang penting trennya harus membaik dan policy rensponsnya konsisten, kredibel dan bersinergi, selain itu menyampaikan dengan komunikasi secara baik," ujar Perry.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit neraca transaksi berjalan bukan merupakan suatu dosa, asalkan dapat terkelola dengan baik untuk mendukung kinerja perekonomian.
"Defisit transaksi berjalan bukan suatu dosa, tapi memang ada konsekuensi kalau kondisi global tidak mendukung," kata Sri Mulyani dalam acara forum investasi di Jakarta.
CAESAR AKBAR | ANTARA