TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjelaskan alasan anjloknya Penanaman Modal Asing ke Indonesia pada 2018. Menurut dia, penurunan itu sejalan dengan tren penurunan investasi langsung internasional.
Baca juga: IHSG Hari Ini Dibuka Menguat Seiring Arus Modal Asing Masuk
"Data kami konsisten dengan tren global di mana menurut UNCTAD (The United Nations Conference on Trade and Development) investasi langsung internasional turun 20 persen dibandingkan 2017," ujar Lembong di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.
Total realisasi investasi PMA pada 2018 adalah sebesar Rp 392,7 triliun. Angka itu merosot 8,8 persen dibandingkan dengan realisasi investasi PMA tahun 2017 yang sebesar 430,5 triliun. Tren itu berkebalikan dengan total realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 2018 mencapai Rp 328,6 triliun yang menunjukkan peningkatan sebesar 25,3 persen, dibandingkan 2017 sebesar Rp 262,3 triliun.
Lembong mengatakan pasar investasi global sempat mengalami guncangan kala Amerika Serikat mengeskalasi perang dagang dengan Cina pada kisaran Maret atau April 2018. "Menurut hemat saya itu shock yang cukup signifikan pada sentimen investasi secara global. Tahun lalu adalah masa yang sulit untuk foreign direct investment."
Namun, guncangan akibat perang dagang itu kemudian mulai mereda pada kisaran triwulan IV 2018. Pada akhir tahun itu, para pelaku pasar mulai melakukan penyesuaian dan pemulihan kepercayaan. Di tambah, mulai adanya optimisme pasar bahwa perang dagang dapat diselesaikan.
"Puncaknya adalah adanya pernyataan bersama antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di G20 bahwa mereka akan berunding menyelesaikan perang dagang," kata Lembong. "Menurut saya mulai ada recovery soal sentimen dan confidence di triwulan IV yang sebelumnya dihatam dengan eskalasi perang dagang di triwulan II."
Apabila dikelompokkan berdasar sektor usaha, lima besar sektor yang digemari investor antara lain adalah listrik, gas, dan air dengan total realisasi PMA US$ 1,4 miliar. Selanjutnya adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi US$ 1,1 miliar, pertambangan US$ 0,8 miliar, perumahan, kawasan industri dan perkantoran US$ 0,7 miliar, serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya US$ 0,5 miliar. Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 2,4 miliar atau 32,6 persen dari total PMA.
Sementara, lima besar realisasi investasi penanaman modal asing berdasarkan lokasi proyek antara lain adalah DKI Jakarta US$ 1,3 miliar, Jawa Barat US$ 1,0 miliar, Jawa Tengah US$ 0,8 miliar, Banten US$ 0,5 miliar, dan Jawa Timur US$ 0,4 miliar. Adapun realisasi investasi PMA berdasarkan asal negara adalah Singapura US$ 2,5 miIiar, Jepang US$ 1,2 miliar, Malaysia US$ 0,6 miliar, Cina US$ 0,5 miliar, dan Hong Kong US$ 0,4 miliar.