TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menjelaskan, peritel modern masih optimistis dapat meraup pertumbuhan penjualan yang jauh lebih baik saat sincia [Tahun Baru Cina] tahun ini dibandingkan dengan periode Imlek tahun lalu.
Baca juga: Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang
“Optimisme tersebut disebabkan adanya gejala perbaikan penjualan ritel sejak Lebaran tahun lalu hingga saat momentum akhir tahun, hingga saat ini. Tahun kemarin, untuk Imlek, pertumbuhannya sangat rendah yaitu hanya 5 persen,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin, 28 Januari 2019.
Dia mengestimasikan, perayaan Imlek mampu berkontribusi sebesar 10 persen terhadap total penjualan ritel modern sepanjang tahun ini. Adapun, kontribusi dari momentum Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru masing-masing ditaksir sebesar 40 persen dan 20 persen.
Menurutnya, saat ini para peritel modern tengah berlomba-lomba memperkuat penjualan secara luring. Persiapan itu terlihat sejak pekan lalu dengan cara mempercantik interior gerai dan menggelontor program diskon sebesar 20—30 persen guna menjala konsumen.
“Kami promosi di media sosial, media digital, maupun koran terkait dengan program promo selama Imlek. Kami juga bekerja sama dengan pusat perbelanjaan untuk menggelar program midnight sale. Tahun ini, kami juga menggandeng pelaku dagang-el untuk menjual produk,” tutur Budihardjo.
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta berpendapat, peningkatan penjualan ritel modern saat perayaan Imlek lebih ditopang oleh kota-kota yang paling banyak dihuni etnis Tionghoa.
“Pontianak, Bangka, Medan, dan Palembang adalah kota-kota yang paling meningkat penjualannya saat Imlek,” ucapnya.
Menurutnya, capaian penjualan tertinggi saat Tahun Baru Cina 2019 akan dibukukan oleh para peritel segmen pakaian, makanan dan minuman (food and beverage), kosmetik, dan aksesori; khususnya yang berkaitan dengan tema Imlek.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan meyakini, momentum Imlek 2019 bisa mendongkrak angka kunjungan ke mal sebesar 10—15 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa.
BISNIS