TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana menjadikan Makassar sebagai hub untuk ekspor komoditas perikanan di Indonesia Timur yang terintegrasi dengan Pelabuhan New Makassar Port. Selama ini, hub untuk ekspor masih mengandalkan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Simak: Kemenperin: Ekspor Baja Nirkarat Melonjak
"Kalau kita bisa dorong Makassar menjadi hub baru, harapannya bisa langsung direct kirim ke utara," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Rifky Effendi Hardijanto di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
Saat ini, ujar Rifky, Garuda Indonesia sudah menyiapkan pesawat kargonya untuk membantu pengiriman dari Makassar ke negara tujuan ekspor. Pesawat itu disebut bisa mengangkut komoditas sekitar 23 ton sekali angkut untuk direct flight.
"Misalnya ke negara utara seperti Jepang itu penerbangan langsung hanya 5,5 jam sehingga membuka alternatif baru," ujar dia. Selama ini salah satu persoalan pesawat kargo Garuda untuk melakukan direct flight ke luar negeri adalah kosongnya angkutan dari dalam negeri. "Karena dari luar ke Indonesia sudah penuh, yang keluar belum ada, makanya ikan bisa masuk. Kemarin kami sudah rapat membicarakan konsolidasi komoditas ikan."
Baca juga:
Di samping itu, PT Pelabuhan Indonesia IV juga sudah mulai melakukan ekspor dengan direct call dari Ibu Kota Sulawesi Selatan itu. Berdasarkan data KKP, Rifky berujar saat ini komoditas perikanan dari wilayah pengolahan perikanan 718, di antaranya Merauke, Mimika, hingga Saumlaki, baru satu persen yang mengalir ke Makassar. Kebanyakan, produk itu masih dikirim ke Jakarta, Surabaya, dan Jawa Tengah.
Rifky yakin, dengan menjadikan Makassar sebagai hub ekspor, akan ada biaya-biaya yang berkurang. Misalnya saja biaya untuk listrik yang besarnya Rp 600 ribu per hari untuk kontainer berukuran 40 kaki. "Kalau telat 10 hari saja bisa Rp 6 juta," tutur dia. Belum lagi bila berbicara pelayanan lainnya. Oleh karena itu, penghematan tersebut nantinya diharapkan bisa berpengaruh kepada tingkat kompetitif Indonesia untuk mendongkrak ekspor.
Di samping menjadikan Makassar sebagai hub, Rifky mengatakan pemerintah sebenarnya juga menginginkan Sentra Kelautan dan Perikanan terpadu yang sudah digagas untuk dapat melakukan ekspor langsung.
Namun persoalannya, ekspor memerlukan konsolidasi komoditas. "Bisa enggak kita membelokkan kapal misalnya yang dari Australia ke Cina, Jepang, atau Korea Selatan? kalau kita punya angkutan yang cukup dan infrastruktur yang memadai, kapalnya pasti mau belok, tapi itu takes time," ujar Rifky.
Sementara, untuk rencana menjadikan Makassar sebagai hub, kata Rifky, secara kesiapan sudah ada. "Nanti kami akan berbicara lagi dengan sejumlah pihak yang berkepentingan seperti Kementerian Perhubungan, Pelindo, dan Garuda."