TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia Soelaeman Soemawinata angkat bicara ihwal proyek pembangunan rumah bersubsidi yang dikerjakan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution. Pekan lalu, Bobby Nasution meresmikan proyek perumahan program Nawacita Sukabumi Sejahtera Satu di Kampung Cioray, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Melalui PT Wirasena Citra Reswara (WCR) ditargetkan akan membangun 1.800 unit rumah di atas lahan 15 hektare di Sukabumi.
Baca: Perumahan Bersubsidi Diprediksi Topang Pertumbuhan Properti 2019
Menurut Soelaeman, keikutsertaan Bobby tak perlu dipermasalahkan. Pasalnya Bobby sudah terjun di dunia properti sudah sejak lama. Soelaeman mengatakan, pengembang mana pun tak hanya Bobby sebagai menantu Presiden, bisa ikut mengembangkan proyek rumah untuk MBR.
“Dia (Bobby) itu sekarang di REI menjabat menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Perizinan dan sudah lama terjun di dunia properti, tidak ada hubungannya dengan dia menantu presiden atau bukan,” kata Soelaeman.
Senada, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida pun mengatakan bahwa proyek pembangunan rumah untuk MBR bisa dilakukan siapa pun, dan makin banyak pengembang yang ikut serta makin baik. “Itu sangat bagus, karena industri properti itu tidak berkaitan dengan memakai uang negara ya, supaya masyarakat juga tahu bahwa semua pembangunan dilakukan secara benar dan profesional dan yang dia (Bobby) lakukan itu benar bisnis swasta murni dan membantu rakyat kecil,” ungkapnya di Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019.
Selain Bobby, Paulus mengatakan saat ini semakin banyak yang memang berminat untuk terjun ke sektor perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) karena kendati marginnya kecil, tetapi perputaran investasinya bisa lebih cepat dan mudah. “Minat pengembang makin besar, meskipun marginnya kecil kalau rumah subsidi, mepet lah, tapi marketing-nya ngga perlu repot-repot, jadi walaupun untungnya kecil tapi perputarannya cepat. Dari REI itu sebagian besar 80 persen pengembang rumah subsidi,” katanya.
Saat ini terdapat 17 asosiasi pengembang yang terdaftar, di antaranya Himpunan Pengembang Perumahan dan Permukiman Rakyat (Himperra), Real Estate Indonesia (REI), dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi). Hal ini dinilai dapat mempermudah pengembang jika tertarik dan ingin ikut mengembangkan proyek rumah bersubsidi di Indonesia mengingat pasarnya yang paling besar.
BISNIS