TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani menilai berakhirnya penutupan pemerintahan Amerika Serikat alias Government Shutdown tidak terlalu berdampak pada dunia usaha di Indonesia.
Baca juga: Core: Berakhirnya Penutupan Pemerintahan AS Tak Pengaruhi Rupiah
"Kalau US Shutdown berakhir ya bagus lah, karena mereka sudah lama juga shutdown-nya. Tapi ya buat kami sih sebenarnya dampaknya hampir tidak ada," kata dia saat ditemui usai menghadiri acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Selatan, Senin, 28 Januari 2019.
Sebab, kata Rosan, pemerintah Indonesia juga pasti bakal memantau secara seksama dampak dari berakhirnya US Shutdown ini terhadap dunia usaha di Indonesia. Ketimbang penutupan pemerintahan, tensi perang dagang antara Amerika dan Cina dinilai lebih berpengaruh. "Itu memang ada dampaknya," kata dia.
Lembaga-lembaga Amerika Serikat yang tidak beroperasi selama penutupan pemerintahan lima pekan kembali beroperasi mulai hari Senin ini. Gedung Putih telah menghubungi pejabat departemen keuangan kabinet untuk membahas operasional pemerintahan yang akan dibuka.
Penutupan pemerintahan yang berlangsung selama 35 hari menjadi yang terlama dalam sejarah AS yang menyebabkan sekitar 800 ribu pegawai federal tidak digaji, termasuk 380 ribu yang dirumahkan. Menurut sebuah laporan riset pekan lalu, pegawai federal pun akan mendapat utang gaji yang tertunda sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 84 triliun.
Sementara itu ekonom yang juga komisaris independen Bank Mega, Aviliani menilai berakhirnya penutupan pemerintahan ini berdampak baik bagi Indoneia. Sebab Amerika masih tetap mengalami ketidakpastian sehingga dolar masih bakal masuk ke negara berkembang seperti Indonesia.