TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja tutup usia pada hari Sabtu malam, 26 Januari 2019 pukul 19.43 WIB. Managing Director Sinar Mas, Gandhi Sulistiyanto menyebut setidaknya ada dua penyebab meninggalnya salah satu konglomerat Indonesia ini.
Baca: Eka Tjipta Widjaja Tiada, Simak Perjalanan Jatuh Bangun Bisnisnya
Gandhi menyebutkan faktor usia dan kesehatan sebagai penyebab wafatnya Eka Tjipta Widjaja. Saat ini, jenazah Eka Tjipta disemayamkan di rumah duka Sentosa, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, didampingi keluarga dan orang terdekat.
"Para pelayat dapat menyampaikan belasungkawa pada hari Minggu, 27 Januari 2019, mulai pukul 19.00 WIB, setelah prosesi dari keluarga selesai," ujar Gandhi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad, 27 Januari 2019.
Gandhi berujar jenazah Eka akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Marga Mulya, Karawang, Jawa Barat, dalam waktu yang ditentukan kemudian.
Kiprah Eka Tjipta mendirikan Sinar Mas bermula ketika ia remaja. Kala itu, Eka masih bernama Oei Ek Tjhong dan usianya baru 15 tahun. Ia berwirausaha menjajakan biskuit dan permen dengan mengendarai sepeda ke penjuru kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada tahun 1938.
Gandhi berujar salah satu prinsip Eka adalah tidak ada harapan dan cita-cita yang terlalu tinggi, kendati ayah dengan lebih dari 30 anak itu hanya lulusan sekolah dasar. "Filosofi jujur, menjaga kredibilitas, dan bertanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun terhadap sosial menjadi kompas hidupnya, yang kemudian bermetamorfosis menjadi nilai-nilai luhur Sinar Mas, yakni Integritas, Sikap Positif, Berkomitmen, Perbaikan Berkelanjutan, Inovatif dan Loyal," kata dia.
Berdasarkan profil perusahaan, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. didirikan pada 18 Juni 1962 dan langsung memulai aktivitas komersial. Keberhasilan bisnis perkebunan tersebut pun kian melebarkan ke sektor lainnya, seperti di bidang properti, pulp and paper, dan jasa keuangan.
Bahkan, Kelompok Usaha Sinar Mas tersebut berhasil menjadi salah satu konglomerat di Indonesia yang dapat melewati krisis moneter 1998. Tentu dengan pengorbanan, seperti melepas PT Bank International Indonesia Tbk. yang kini lebih dikenal dengan nama Maybank.
Konglomerasi Sinar Mas besutan tersebut semakin bertambah, seperti hadirnya PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Puridelta Lestari Tbk. (DMAS), PT Sinarmas Multiartha Tbk. (SMMA), PT Smart Tbk. (SMAR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), PT Dian Swastika Sentosa Tbk. (DSSA), PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS), PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM).
Baca: Pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja Meninggal Dunia
Eka Tjipta Widjaja dinobatkan oleh Majalah Forbes sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia dengan nilai US$ 8,6 miliar pada tahun 2018. Secara keseluruhan, aset bersih 50 orang terkaya Indonesia di 2018 mencetak rekor baru dengan total nilai US$ 129 miliar atau naik US$ 3 miliar dari tahun sebelumnya.
BISNIS