TEMPO.CO, Jakarta - Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group kemarin wafat pada usia 97 tahun. Kerja keras bisnisnya yang dimulai dari berdagang kelontong keliling pada 1938 kemudian membawanya menjadi orang terkaya kedua di Indonesia 80 tahun kemudian.
Baca: Pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja Meninggal Dunia
Oie Ek Tjhong, nama asli Eka Tjipta Widjaja, tercatat oleh riset Globe Asia 2018 memiliki kekayaan sebesar Rp 198,8 triliun. Dengan begitu, Eka Tjipta Widjaja didapuk sebagai orang terkaya kedua di Indonesia, di bawah Duet Hartono dari Grup Djarum di peringkat atas dengan kekayaan Rp 300 triliun.
Perjalanan bisnis Eka Tjipta Widjaja selama 80 tahun sudah malang melintang, mulai dari bisnis kelontongan, kopra, minyak goreng, sawit, hingga bisnis keuangan seperti multifinance dan asuransi.
Dari laman asuransisimasnet.com diketahui Eka Tjipta Widjaja mulai berbisnis sebagai pedagang kelontong menjajakan biskuit dan permen dengan mengendarai sepeda ke penjuru kota Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1938. Usaha yang dijalankannya ini lalu terus berkembang dengan pesat.
Tak hanya itu Eka Tjipta Widjaja juga berbisnis kopra. Bahkan ia mendapat sebutan sebagai Bapak Kopra karena usaha kopranya yang sangat maju pada tahun 1961 di Indonesia.
Pada tahun 1962, untuk pertama kalinya perusahaan yang didirikannya, CV Sinar Mas bisa terdaftar secara resmi di Surabaya. Karena usaha yang terus berkembang, CV Sinar Mas mengembangkan sayapnya dengan membuka kantor pertamanya di Jakarta.
Empat tahun kemudian yakni pada 1968, Eka Tjipta Widjaja membangun pabrik minyak goreng Bitung Menado Oil Ltd. Pembangunan pabrik minyak itu kemudian diikuti pembangunan pabrik PT Kunci Mas di Surabaya.
Berikutnya, pada ada tahun 1972, Eka Trjipta Widjaja memindahkan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia yang berada di Jakarta dipindahkan ke Sidoarjo, Jawa Timur.
Tak berhenti di situ, pada tahun 1980, Eka Tjipta Widjaja memodifikasi seluruh mesin minyak goreng sehingga mampu memproses minyak goreng dari bahan baku sawit. Sejak saat itu, usaha sawit Eka Tjpta Widjaja makin berkembang pesat, karena lahannya tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Selang dua tahun kemudian, pada tahun 1982 Eka Tjipta Widjaja mengelola perkebunan kelapa sawit berawal dari akuisisi kebun seluas 10.000 hektare, di Sumatera Utara.
Eka Tjipta Widjaja tak berhenti di situ. Ia kemudian melirik bisnis di bidang keuangan. Pada tahun 1982, ia mendirikan perusahaan pembiayaan PT Internas Artha Leasing Company berdiri untuk memberikan layanan jasa pembiayaan yang kemudian berkembang menjadi PT Sinar Mas Multiartha dan menjadi Induk usaha jasa keuangan Sinar Mas pada tahun 1996.
Ekspansi usaha di sektor bisnis keuangan pun dilanjutkan. Eka Tjipta Widjaja kemudian mendirikan perusahaan asuransi kerugian yang bernama PT Asuransi Sinar Mas pada tahun 1984.
Pada tahun yang sama, Eka Tjipta Widjaja menghadirkan satu pilar usahanya lagi yaitu asuransi Jiwa Sinar Mas yang dikenal dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG (“SMILE”) yang merupakan usaha kolaborasi dengan PT. Sumimoto Insurance Group, Jepang.
Eka Tjipta Widjaja juga masuk ke sejumlah sektor bisnis lain dan tak hanya yang berlokasi di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Kepemilikan bisnisnya di antaranya juga ada di di sektor properti seperti Sinarmas Land dan Bund Center Investment.
Baca: Kekayaan Eka Widjaja Terdongkrak Bisnis Properti
Sebelumnya diberitakan Eka Tjipta Widjaja wafat pada Sabtu, 26 Januari 2019, pukul 19.43 WIB. Keterangan dari pihak Sinar Mas menyebutkan Jenazah Eka Tjipta Widjaja akan disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
BISNIS