TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mencatat lima permasalahan yang paling banyak diadukan masyarakat adalah di bidang perbankan, perumahan, pinjaman online, telekomunikasi dan belanja online. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan dari 564 pengaduan yang masuk sebanyak 103 pengaduan atau sebesar 18 persen yaitu terkait perbankan.
Simak: YLKI Desak Pemerintah Sahkan RPP Belanja Online
"Perbankan menempati peringkat pertama banyaknya pengaduan," ujar dia di Kantor YLKI, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2018.
Ia menjelaskan peringkat kedua ditempati oleh pengaduan terkait perumahan sebesar 98 pengaduan, kemudian dilanjutkan dengan pinjaman online sebesar 81 pengaduan. Sementara itu pengaduan terkait telekomunikasi berada diperingkat empat dengan jumlah aduan sebanyak 63.
"Belanja online diperingkat ke lima dengan jumlah aduan 40," tutur dia.
Lebih lanjut, staff bidang pengaduan YLKI, Rio Priambodo menjabarkan untuk bidang perbankan laporan yang paling banyak diadukan terkait gagal bayar sebanyak 36 aduan. "Pelaku usaha yang banyak diadukan itu BTN ada 15 aduan," ujar dia.
Sedangkan untuk perumahan masyarakat lebih banyak mengadukan terkait refund, dengan total aduan sebanyak 26. Adapun pelaku usaha yang paling banyak diadukan yaitu Meikarta dengan jumlah aduan 15.
Untuk pinjaman online, kata Rio, masyarakat paling banyak mengadukan terkait cara penagihan sebanyak 26 pengaduan. Untuk pelaku usaha yang banyak diadukan yaitu Rupiah Plus sebanyak 5 aduan.
Sementara itu, untuk bidang telekomunikasi masyarakat paling banyak mengadukan terkait pulsa yang hilang. "Itu ada 32 aduan yang kami terima," kata dia. Adapun operator yang paling banyak diadukan yaitu Indosat.
Rio menjelaskan untuk aduan terkait belanja online, YLKI paling banyak menerima soal barang pesanan yang tidak sampai ke tangan konsumen sebanyak 19 aduan. "Pelaku usahan yang banyak diadukan ini Gramedia ada 9 aduan, tahun sebelumnya itu yang banyak diadukan Lazada tapi dia sekarang sudah turun keperingkat dua," ujarnya.