TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia atau PT DI menyerahkan 5 unit helikopter anti kapal selam atau AKS dan 1 unit pesawat CN 235-220 Martim Patrol Aircraft, kepada TNI Angkatan Laut. Penyerahan dilakukan di kompleks PT DI di Bandung hari ini, Kamis, 24 Januari 2019.
Baca: PT DI Terima Pesanan Ratusan Unit Pesawat N219
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menyaksikan penyerahan helikopter dan pesawat udara pesanan Kementerian Pertahanan tersebut. “Semoga pesawat heli AKS dan CN235 ini betul-betul bermanfaat untuk pertahanan kita, untuk suveilance dan deterent, dan semoga bisa termanfaat secara optimal,” kata Rini Soemarno di kompleks PT Dirgantara Indonesia (DI) di Bandung, Kamis, 24 Januari 2019.
Direktur PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, kontrak pembelian pesawat CN235-220 MPA diteken pada 7 Januari 2013 dan telah diserahkan bertahap. Satu pesawat diserahkan sejak September 2018, dan satu pesawat sebelumnya sudah diserahkan pada Januari 2018.
Sementara kontrak pembelian 11 helikopter AKS diteken 30 September 2014. Heli AKS itu juga telah diserahkan 10 unit secara bertahap,yakni 2 unit pada September 2017, 2 unit di Januari 2018, 1 unit pada Februari 2018, serta 5 unit pada Juni 2018. “Dengan demikian PT DI telah menyerahkan 10 heli AKS pada Kementerian Pertahanan, sisanya 1 unit lagi untuk heli AKS ini akan diserahkan 2019 ini dengan konfigurasi full anti kapal selam,” kata Elfien, Kamis, 24 Januari 2019.
Heli AKS tersebut merupakan pengembangan dari helikopter Panther tipe AS565 Mbe, produk kerjasama PT DI dengan Airbus Helicopters, Pernacis. “Sedangkan untuk fase integrasi AKS sejak desain hingga pemasangan adalah merupakan hasil karya PTDI,” kata dia.
Elfien mengatakan, helikopter AKS tersebut akan dilengkapi diving sonar untuk melacak, serta dipersenjatai torpedo yang bisa mengejar target. PT DI juga bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Prancis.
Kontrak pengadaan helikopter dan pesawat udara tersebut senilai mencapai jutaan dolar AS. “Nilai kontrak untuk heli AKS 132 juta Euro, kemudian untuk (pesawat) MPA itu 59 juta Dollar AS,” kata Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan), Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji.
Adapun Kepala Staf Umum Panglima TNI, Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan mengatakan, pesanan dari PT DI tersebut akan dipergunakan oleh TNI AL untuk memperkuatan pengamanan wilayah negara Indonesia. TNI AL masih menunggu 1 pesanan heli AKS yang rencananya akan diserahkan tahun ini.
“Yang terakhir ini akan dilengkapi full mission anti kapal selam. Jadi untuk penggunaan anti kapal selam yang di operasionalkan di tengah laut, dan di onboard-kan di kapal-kapal penempur yaitu fregat dan corvette,” kata dia, Kamis, 24 Januari 2019.