TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat ini tengah menyiapkan bandara baru Yogyakarta agar bisa menunjang pariwisata internasional. Salah satunya, kata Budi, dengan menyiapkan akses jalan yang melewati daerah Candi Borobudur dan akses kereta api untuk memudahkan transportasi wisatawan dan penumpang umum.
BACA: Sabang Punya Bandara, Potensi Wisata di 4 Titik Bakal Terdongkrak
Ia mengatakan akan membuat jalur sepanjang 20-30 kilometer ke Utara melalui Sentolo untuk mendukung wisata Candi Borobudur. "Dan juga akan disiapkan jalur kereta langsung ke bandara. Jadi masyarakat di selatan Jawa bisa mencapai bandara ini dengan kereta api," ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 21 Januari 2019.
Budi juga mengatakan bahwa Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X sudah mengusulkan nama bandara yaitu New Yogyakarta Internasional Airport atau NYIA. Pihaknya, kata Budi, akan memproses usulan tersebut hingga resmi menjadi nama bandara.
BACA: 3 Akses ke Bandara NYIA, New Yogyakarta International Airport
Sementara itu Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti juga menyatakan bandara baru Yogyakarta ini disiapkan untuk penerbangan internasional. Polana mengatakan Bandara ini memiliki panjang runway mencapai 3.250 meter x 45 meter, garbarata 4 unit dan parking stand 23 slot seluas 159.140 meter persegi. Sehingga nantinya bisa melayani pesawat besar seperti Boeing B777, B787, Airbus A330 dan A350 yang bisa terbang langsung ke Jepang, Korea, China, Australia dan negara-negara di Timur Tengah.
"Hal ini akan memudahkan wisatawan luar negeri untuk mengunjungi obyek wisata di DIY dan Jateng. Di sisi lain, masyarakat Jateng dan DIY juga bisa melaksanakan penerbangan umroh dari bandara ini," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sampai saat ini pembangunan bandara baru Yogyakarta masih on the track. Polana menjelaskan bandara yang harus selesai pada Juli 2020 ini ditargetkan bisa selesai secara keseluruhan dan bisa dioperasikan pada akhir tahun 2019.