TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada awal pekan depan Senin, 21 Januari 2019. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan berdasarkan analisa teknikal beberapa indikator telah menunjukkan adanya potensi jenuh beli serta terlihatnya pola downward bar.
BACA: Analis Optimistis Debat Capres Tak Ganggu Rupiah dan IHSG
"Indikator Stochastic dan RSI sudah menunjukkan overbought atau jenuh beli. Di sisi lain, terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support," kata Nafan ketika dihubungi Tempo, Ahad 20 Januari 2019.
Pada penutupan pekan kemarin, IHSG ditutup menguat sebesar 24,376 poin atau sebesar 0,38 persen ke level 6.448,156. Meski sempat melemah hingga ke level 6.409, namun pada menit-menit akhir IHSG mampu berbalik arah untuk menguat menjelang penutupan perdagangan.
Sejak dibuka dana asing yang masuk melalui pasar modal mencapai Rp 928,25 miliar rupiah. Sedangkan pada perdagangan kemarin indeks acuan bergerak dalam rentang 6.409 hingga 6.452.
Nafan memperkirakan, merujuk pada daily pivot Bloomberg, support pertama maupun kedua pada perdagangan esok hari berada pada rentang 6420.648 hingga 6393.140. Sementara itu, tingkat resistance pertama maupun kedua ISHG berada pada rentang 6464.111 hingga 6480.066.
Ekonom Institue for Development Economics and Finance atau Indef Bhima Yudhistira mengatakan pergerkan IHSG pada Senin pekan depan masih akan bergerak moderat. Ia memperkirakan IHSG akan bergerak moderat pada level 6.400-6.490 pada Senin pekan depan.
"Arus dana asing di pasar modal Indonesia sepekan terakhir terus bertambah hingga mencatatkan nett buy 6,4 triliun. Ia memprediksi kondisi tersebut akan bertahan setidaknya hingga kuartal I 2019," kata Bhima dihubungi Tempo secara terpisah.
Menurut Bhima sentimen pasar modal masih akan dipengaruhi oleh banyaknya investor asing yang mengalihkan dana ke negara berkembang seperti Indonesia. Dia mengatakan, kondisi Brexit dan Government shutdown di Amerika Serikat juga masih akan mempengaruhi keputusan investasi global.
"Pada hari Senin depan Cina juga akan merilis data perekonomian di kuartal IV dengan proyeksi melambat akibat efek perang dagang dan proses rebalancing," kata Bhima.
Bhima mengatakan, dari dalam negeri kinerja IHSG yang membaik tersebut juga masih akan ditopang kinerja emiten yang cukup positif di beberapa sektor seperti perbankan, otomotif, telekomunikasi, dan barang konsumsi. Di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi domestik tengah memasuki tahap pemulihan meskipun lambat tapi jauh lebih baik dibandingkan tahun 2017.