TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia menargetkan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) hingga akhir 2019 adalah Rp16 triliun. "KUR kita tahun lalu sudah sampai target, realisasinya Rp13,5 triliun. Ditambah tahun ini jadi Rp16 triliun targetnya, seluruh Indonesia diharapkan bisa terserap," katanya di Jakarta, Sabtu 19 Januari 2019.
Simak: Plafon Kredit Usaha Rakyat 2019 Ditetapkan Rp 140 Triliun
Baiquni mengatakan kegiatan bukan hanya pemberian KUR, melainkan juga pendampingan, baik "on farm" maupun "offfarm". Program "on farm" merupakan kegiatan yang berkaitan di sawah, mulai dari mengawal musim tanam, menyiapkan sarana produksi dan bibit melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Sementara itu, kegiatan "off farm", meliputi penggilingan gabah menjadi beras hingga pengemasan yang memiliki nilai tambah. Achmad mengklaim BNI ikut mensejahterakan petani, melalui penyediaan akses permodalan yang mudah dan murah di sektor pertanian dan perkebunan.
"Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan," katanya.
Untuk menyukseskan Program Kewirausahaan Pertanian di Jawa Barat tersebut, BNI bekerjasama dengan PT Mitra Bumdes Bersama (MBB). "Sampai dengan bulan Desember 2018, kegiatan Kewirausahaan Pertanian Aktivitas yang sudah dilakukan meliputi Penyediaan Saprotan, Penyerapan Gabah Kering Panen petani sebanhak 8.099 ton, Penjualan Beras 1.169 ton, hingga Penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
Selain itu, kata Baiquni, Program Kewirausahaan Pertanian ini juga telah mengelola dan mengoperasionalkan Rice Mill Unit (RMU) modern. Program Kewirausahaan Pertanian juga mampu melakukan pendataan potensi petani yang ada di area kewirausahaan pertanian sebanyak 629.000 petani.
Portofolio penyaluran Kredit Usaha Rakyat oleh BNI hingga 31 Desember 2018, menyentuh 147.691 penerima KUR di seluruh Indonesia.