TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno menceritakan alasannya cuti permanen dari dunia usaha sejak 2015 lalu. Langkah itu ditempuhnya semenjak meniatkan diri terjun ke dunia politik. Sandiaga berujar mencontoh langkah Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait langkahnya itu. "Pak JK itu mentor saya," ujar Sandiaga di Kempinski, Jakarta, Sabtu, 19 Januari 2019.
Baca: Debat Capres, Sandiaga Menyoroti Peluang Kerja Kaum Difabel
Sandiaga berujar keputusannya meninggalkan dunia usaha untuk melangkah ke karir politik adalah upaya untuk menghindari konflik kepentingan. "Pak JK bilang, 'usaha baik, berdagang baik, tapi jangan mencampurkan keduanya karena akhirnya bisa memperdagangkan politik dan mempolitikkan dagang," ujar bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Menurut Sandiaga benturan kepentingan saat ia terjun ke dua bidang berbeda, yaitu ekonomi dan politik, sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, ia bertekad bakal melepaskan dunia usaha bisa mau terjun menjadi seorang politikus.
Persoalan benturan kepentingan pernah ia lihat sendiri kala memimpin DKI Jakarta bersama Gubernur Anies Baswedan. Ia menyebut sulitnya menentukan pilihan dengan orang di sekitarnya. Persoalan itu bakal lebih rumit apabila ia juga ikut memiliki kepentingan.
Sandiaga merasa adalah hal yang sulit untuk bisa membedakan kepentingan politik dan kepentingan bisnis, apabila ia ikut memiliki kepentingan juga. Makanya, dia memantapkan hati untuk meninggalkan segala urusan bisnisnya.
Walau demikian, Sandiaga bersyukur sepanjang perjalanan karirnya di dunia usaha lantaran bisa membuka banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Ia menyebut pertama kali terjun ke dunia bisnis dengan membuka sebuah perusahaan konsultan keuangan. Kala itu, karyawan perusahaan itu hanya tiga orang saja.
"Alhamdulillah berkembang menjadi perusahaan investasi dan saat ditinggalkan sudah jadi lapangan kerja untuk 30 ribu karyawan," ujar Sandiaga. "Sekarang bagaimana berkontribusi dengan kiprah di politik dan berbagi dengan millenials."