TEMPO.CO, Jakarta -Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar lima poin ke posisi Rp 14.175 dibandingkan sebelumnya Rp 14.180 per dolar AS.
BACA: Gubernur BI Perry Warjiyo: Rupiah Dalam Tren Menguat
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan harapan membaiknya hubungan dagangan Amerika Serikat dengan Cina mendorong minat pelaku pasar pada aset beresiko. "Situasi itu membuka peluang bagi mata uang berisiko seperti rupiah untuk terapresiasi," katanya di Jakarta, Jumat, 18 Januari 2019.
Ia mengemukakan Wakil Perdana Menteri Cina Liu He akan mengunjungi AS pada 30-31 Januari 2019 untuk pembicaraan perdagangan berikutnya.
BACA: Analis Optimistis Debat Capres Tak Ganggu Rupiah dan IHSG
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan pasar menyambut positif pertemuan itu dengan harapan kesepakatan tarif antara AS-Cina. "Data-data ekonomi Cina belakangan ini menunjukkan penurunan, bahkan PMI (purchasing managers index) sektor manufaktur sudah di bawah level 50 yang artinya kontraksi," katanya.
Dengan adanya kesepakatan, lanjut dia, maka diharapkan dapat menahan perlambatan ekonomi, mengingat perlambatan Cina akan berdampak pada global dan ekonomi Asia. "Ekonomi Cina merupakan salah satu motor ekonomi Asia," katanya.
Baca berita tentang rupiah lainnya di Tempo.co.