TEMPO.CO, Jakarta - Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru meningkat pada triwulan IV-2018. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman Zainal mengatakan hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru triwulan IV-2018 sebesar 71,7 persen atau meningkat dibandingkan 21,2 persen pada triwulan sebelumnya.
Baca: Bank Indonesia: Inflasi Minggu Pertama Januari Capai 0,5 Persen
"Peningkatan tersebut bersumber dari semua jenis penggunaan kredit, baik modal kerja, investasi, maupun konsumsi," kata Agusman dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 Januari 2019.
Sementara itu, kata dia, pertumbuhan kredit pada triwulan I-2019 diprakirakan melambat sejalan dengan pola historisnya yang menunjukkan kebutuhan pembiayaan nasabah masih terbatas di awal tahun.
Menurut Agusman, pertumbuhan kredit yang diprakirakan melambat pada triwulan I-2019 disertai dengan standar penyaluran kredit yang akan lebih ketat. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard sebesar 14,6 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan -1,4 persen pada triwulan sebelumnya.
Dia mengatakan pengetatan penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit investasi dan kredit modal kerja, yaitu pada aspek tingkat suku bunga kredit. "Namun demikian, aspek lainnya seperti perjanjian kredit dengan nasabah, persyaratan administrasi, biaya persetujuan kredit, dan jangka waktu kredit yang diberikan akan lebih longgar pada triwulan I-2019," kata Agusman.
Agusman melihat hasil survei Bank Indonesia mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2019 akan mencapai 12,2 persen.
"Optimisme tersebut didorong oleh prakiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik pada 2019 dan rasio kecukupan modal bank yang meningkat," ujarnya.