TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah berakhir melemah 38 poin atau 0,27 persen di level Rp 14.128 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore hari ini. Melemahnya kurs rupiah itu seiring dengan penurunan indeks dolar AS sebesar 0,111 poin atau 0,12 persen ke posisi 95,928.
Baca: Rupiah Menguat ke Posisi 14.093, Terkena Dampak AS
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu, 16 Januari 2019. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 40 poin atau 0,28 persen di level Rp 14.130 per dolar AS.
Pergerakan rupiah masih melemah 45 poin atau 0,32 persen ke level Rp 14.135 per dolar AS pada pukul 8.12 WIB. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebelumnya ditutup rebound dengan penguatan 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp 14.090 per dolar AS pada perdagangan Selasa lalu.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya pagi ini terpantau melemah 0,11 persen atau 0,104 poin ke level 95,935 pada pukul 08.03 WIB. Sebelumnya indeks dolar dibuka di zona merah dengan depresiasi 0,105 poin atau 0,11 persen di level 95,934, setelah pada perdagangan Selasa (15/1) ditutup menguat 0,45 persen atau 0,429 poin di posisi 96,039.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memproyeksikan kurs rupiah ke depan masih berpeluang menguat. Menurut dia, kurs rupiah sangat bergantung pada aliran modal masuk (capital inflow) yang lebih digerakkan oleh sentimen asing.
“Artinya kalau tidak ada kondisi yang memburuk di global, rupiah kita aman seperti sekarang bahkan bisa menguat di bawah Rp 14.000 per dolar AS,” ucapnya kemarin. “Sebaliknya, kalau terjadi gejolak di global, rupiah pasti akan terkapar.”
Dengan demikian, Piter menegaskan kondisi neraca dagang yang memburuk tak akan berdampak signifikan terhadap pergerakan rupiah sepanjang tahun ini. “Kondisi defisit menunjukkan domestik kita rentan, tapi pergerakan rupiah sepenuhnya sangat besar dipengaruhi oleh kondisi global,” katanya.
Baca: 2 Sebab Rupiah Masih Perkasa pada Awal 2019
Kondisi seperti pergerakan rupiah ini pun diperkirakan bakal berlaku pada proyeksi pasar keuangan lainnya, termasuk pasar saham. Piter menambahkan yang menjadi perhatian investor lebih kepada penawaran imbal hasil (yield) serta prospek perekonomian global.
BISNIS