TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto melancarkan kritik pedas jumlah cadangan beras di bawah pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi. "Apakah negara yang cadangannya berasnya kurang dari 3 juta ton dapat bertahan jika ada serangan, atau krisis keamanan?" ujar Prabowo dalam pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Senin malam, 14 Januari 2019.
Baca: Kontroversi Pernyataan Prabowo soal Gantung Diri Akibat Ekonomi
Masih soal beras, Prabowo juga menyebut dirinya baru saja berkunjung ke Klaten, Jawa Tengah. Di sana, kata dia, para petani beras bersedih. "Karena saat mereka panen dua bulan yang lalu, banjir beras dari luar negeri."
Prabowo benar bahwa cadangan stok beras pemerintah saat ini kurang dari 3 juta ton. Hal itu terungkap dari kunjungan Jokowi ke gudang milik Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Kamis, 10 Januari 2019. Dari kunjungan itu, Jokowi mendapat informasi dari Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso bahwa cadangan beras Bulog hingga saat ini sekitar 2,1 juta ton.
Tapi, Jokowi justru puas. "Beras masih banyak sekali," kata dia di lokasi. Sebab, stok beras di akhir Desember biasanya hanya berkisar 700 sampai 800 ribu ton. Walau begitu, beras ini berlebih karena memang 1,7 juta ton di antaranya adalah sisa impor sepanjang 2018.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia atau AB2TI Dwi Andreas Santoso menilai stok beras 2,1 juta ton sebenarnya sudah relatif tinggi. "Sesuai harapan saya juga," kata dia saat dihubungi.
Namun yang harus diketahui, kata Andreas, selain beras 2,1 juta ton ini, masih ada lagi cadangan beras di masyarakat. Sebab dari data Badan Pusat Statistik atau BPS, terdapat surplus sekitar 2,85 juta ton di awal 2018. Kemungkinan tidak semuanya terpakai dan menjadi ending stock akhir tahun karena ada yang rusak atau terkena kondisi lainnya.
Baca: Prabowo Sebut BUMN Bangkrut, Jokowi: Bicara Pakai Data
Andreas memperkirakan surplus beras ini di akhir tahun tinggal tersisa sekitar 2 juta ton saja. Jika ditambah dengan cadangan beras Bulog 2,1 juta ton, maka stok keseluruhan sebenarnya diperkirakan mencapai 4 juta ton. Nah, 4 juta ton inilah, kata Andreas, yang menjadi stok awal tahun 2019 ini, bukan hanya 2,1 juta ton stok beras Bulog.
Simak berita lainnya terkait Prabowo di Tempo.co.