TEMPO.CO, Madiun - PT Industri Kereta Api Persero (INKA) menyatakan pengerjaan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) yang dipesan PT KAI (Persero) telah mencapai 15 persen. "Untuk fisik secara general persentasenya mencapai 15 persen," ujar Project Manager LRT PT INKA Panji Sulaksono di Madiun, Selasa, 15 Januari 2019.
Baca: Data Kajian Pembiayaan Kereta Ringan Jabodebek Belum Lengkap
Menurut Panji, saat ini dari sisi fabrikasi, sudah ada 48 car body atau kereta yang telah selesai dikerjakan. Sedangkan dari sisi finishing, Inka telah menyelesaikan empat trainset atau 24 kereta. "Untuk yang finishing, saat ini mulai pemasangan komponen interior, kelistrikan, pengereman dan persinyalan," kata dia.
INKA menargetkan pengerjaan fisik LRT Jabodebek selesai pada Oktober 2019. Setelah proses pengerjaan di area produksi selesai, PT INKA akan melakukan uji statik internal pabrikan sebelum kereta dikirim ke lokasi untuk pengujian lanjutan.
LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi kepada masyarakat. Nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp 3,9 triliun dengan jumlah mencapai 31 rangkaian atau sebanyak 186 kereta.
Pengerjaan proyek itu juga melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki kontrak selama 10 bulan mulai 13 Maret 2018 hingga 14 Januari 2019.
Adapun ruang lingkup kerja sama teknologi yang dilakukan dengan INKA meliputi desain hingga pengujian. Di antaranya, review design validasi dan verifikasi desain; reliability, availability, maintainability and safety (RAMS); Project Management; serta pengawasan terhadap quality process.
"Dari hasil pendampingan dan kerja sama, masih ada beberapa rekomendasi untuk dilakukan penyempurnaan. Misalnya terkait dengan RAMS," kata Direktur Pusat Teknologi Industri Permesinan BBPT yang juga merupakan Kepala Program LRT BPPT Barman Tambunan. “Kami berharap ada kerja sama lagi sehingga rekomendasi penyempurnaan dapat diuji lebih baik.”
Melalui kerja sama tersebut BPPT juga mendorong INKA untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada industri perkeretaapian nasional, termasuk proyek LRT Jabodebek.
Baca: Ahok Resmi Bentuk Badan Layanan Pembangunan Kereta Ringan
Selain itu, BPPT juga mendorong INKA memiliki kesiapan teknologi sehingga mampu menjawab tantangan untuk memproduksi kereta ringan sesuai kebutuhan. Utamanya, mengejar penerapan teknologi kereta berpenggerak terbaru, seperti kereta tanpa masinis di negara maju.