TEMPO.CO, Jakarta - Pidato Kebangsaan dari calon presiden dengan nomor urut 02 Prabowo Subianto dengan tema Indonesia Menang semalam kembali menyinggung soal kondisi perekonomian saat ini. Salah satunya adalah kisah tragis di sejumlah daerah yang didengarnya karena masalah ekonomi yang terlalu berat.
Baca: Ridwan Kamil: Tidak Ada Laporan Warga Jawa Barat Susah Makan
Prabowo mengaku dirinya beberapa waktu yang lalu mendapat laporan bahwa seorang buruh tani meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya. "Seorang bapak,
bernama pak Hardi di Desa Tawangharjo, Grobogan, meninggal dunia karena gantung diri di
pohon jati di belakang rumahnya," ujar Prabowo di JCC, Senin malam, 14 Januari 2019.
Hardi, kata Prabowo, gantung diri meninggalkan isteri dan anak karena merasa tidak sanggup
membayar utang. "Karena beban ekonomi yang ia pikul dirasa terlalu berat," ucapnya.
Prabowo menyebutkan, selama beberapa tahun terakhir ini, setidaknya ia telah mendengar belasan cerita tragis seperti yang dialami oleh Hardi tersebut. Kisah serupa juga terjadi pada seorang guru di Pekalongan yang gantung diri.
Terakhir, kata Prabowo, tanggal 4 Januari 2019 lalu, kejadian gantung diri karena masalah ekonomi terjadi di Gunung Kidul. "Ada ibu Sudarsi di Desa Watusigar, Gunung Kidul gantung diri."
Sejumlah cerita tragis ini disebut Prabowo hanya sebagian kecil dari realita di lapangan. "Ini kisah-kisah yang masuk berita. Yang tidak masuk berita mungkin lebih banyak lagi," ucapnya.
Sebelumnya, Prabowo dalam orasinya pernah menyebutkan dirinya mendapat laporan bahwa terdapat suatu wilayah di Jawa Tengah dimana ada orang tua yang gantung diri, karena tidak bisa memberi kehidupan untuk anak-anaknya. Ia menegaskan bahwa kondisi seperti itu sepatutnya tidak boleh terjadi di Negara Indonesia.
"Hal ini tidak boleh terjadi di republik seperti kita, hal ini adalah perjuangan kita," kata Prabowo acara temu kader, relawan dan simpatisan di Palu, Selasa, 8 Januari 2019.
Oleh karena itu, Prabowo menilai, jika negara tidak mampu memberi makan rakyatnya, maka sesungguhnya negara tersebut gagal sebagai suatu negara. "Kalau kita tidak mampu memberi makan kepada rakyat kita, maka negara kita sesungguhnya gagal sebagai negara," ucap Prabowo di Palu di hadapan ribuan kader, relawan dan simpatisan serta beberapa partai koalisi yang hadir dalam acara bertajuk "Prabowo menyapa Sulawesi Tengah" itu.
Prabowo juga pernah menyinggung soal warga Jawa Barat yang hanya makan dua hari sekali. Hal ini terjadi akibat kegagalan negara memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Soal ini, Ketua Tim Pemenangan Jokowi - Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta Prabowo menunjukan data lengkap. Dedi bahkan berani memastikan, tidak ada warga Jawa Barat yang kelaparan akibat kekurangan bahan pangan. “Tunjukan kepada saya di mana alamatnya. Saya pastikan tidak ada warga Jabar tidak makan karena kekurangan beras,” kata Dedi dalam rilis resmi, Kamis, 10 Januari 2019.
Dedi menjelaskan, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi memiliki skema yang apik terkait hal tersebut. Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT sudah tepat sasaran dan efektif menanggulangi kebutuhan beras warga tidak mampu.
Baca: Prabowo: Orang Tua Gantung Diri di Jateng, Ini Kata Ganjar
“Ada beras 10 kg per bulan itu sudah tepat sasaran. Kualitasnya sangat baik karena beras yang dibagikan adalah beras premium,” kata Dedi menanggapi tudingan Prabowo tersebut.