TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan tak berkomentar banyak soal Menteri Keuangan Sri Mulyani yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat Presiden Bank Dunia menggantikan presiden sebelumnya yang mengundurkan diri, Jim Yong Kim.
BACA: Sri Mulyani Dianggap Layak Jadi Presiden Bank Dunia
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti berujar Sri Mulyani saat ini masih fokus mengurus dan keuangan negara. "Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab beliau sebagai menteri keuangan," kata dia melalui pesan singkat kepada Tempo, Sabtu, 12 Januari 2019.
Belakangan, Sri Mulyani dinilai layak untuk menjadi presiden baru Bank Dunia lantaran ia dihormati secara global untuk menggantikan Jim Yong Kim. "Inilah waktu untuk sebuah perubahan," kata Mark Sobel, US Chairman dari Official Monetary and Financial Institutions Forum atau OMFIF, sebuah lembaga think tank yang berbasis di London, Inggris. "Orang luar Amerika harus memimpin Bank Dunia," begitu Mark menulis artikel di laman resmi OMFIF.
BACA: Sri Mulyani Teken Aturan Perpajakan E-Commerce, Berlaku 1 April
Mark menyebutnya sebagai perubahan karena sejak didirikan pasca perang dunia kedua 1945, Bank Dunia selalu dipimpin warga Amerika. Kim juga berkewarganegaraan ganda yaitu Korea Selatan dan Amerika. Ini sebenarnya wajar karena negara-negara maju mendominasi ekonomi global pasca perang.
Kepergian Kim dinilai menjadi kesempatan yang tepat untuk mengubah situasi ini. Jika seandainya negara-negara berkembang ingin mengubah tradisi ini, maka Mark menilai mereka harus segera menemukan kandidat pengganti Kim.
Selain Sri, Mark juga menyebut nama mantan Menteri Keuangan Nigeria yaitu Ngozi Okonjo-Iweala. Sri dan Ngozi sama-sama merupakan bekas direktur pelaksana Bank Dunia, posisi di bawah presiden.
Walau begitu, Mark menyebut bahwa Presiden Amerika Serikat kemungkinan akan berupaya agar Presiden Bank Dunia tetap dipegang oleh warga negaranya.
Baca berita tentang Sri Mulyani lainnya di Tempo.co.
FAJAR PEBRIANTO