TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut perlunya pemerintah memperdalam pasar. Dengan begitu, peran investor lokal bisa lebih dominan. Pasalnya, ia khawatir arus modal yang belakangan mulai masuk kembali ke pasar Indonesia nantinya bakal kembali keluar seiring dengan perubahan kondisi global.
BACA: Rupiah Menguat, Chatib Basri Beri Warning untuk Pemerintah
"Selain itu perlu macro prudential dalam bentuk tobin tax, reverse tobin tax atau aturan lain untuk mengatasi gejolak arus modal. Tanpa ini, situasi 2018 akan berulang," ujar Chatib melalui akun twitter resminya @ChatibBasri, Senin, 7 Januari 2019.
Chatib sebelumnya menyebut pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell bahwa lembaganya bakal bersabar dalam mengerek suku bunga belakangan telah membuat mata uang berbagai negara menguat. Selanjutnya, ia menduga arus modal asing akan kembali masuk ke pasar Indonesia dan menggairahkan kembali pasar keuangan.
Namun, ia mewanti-wanti pemerintah bahwa suatu saat arus modal itu bakal kembali keluar dari pasar Indonesia. "Karena sifatnya hot money," ujar Chatib. Bila akhirnya The Fed kembali menaikkan suku bunga dengan cepat, ia menyebut kondisi pada 2018 lalu akan kembali terulang.
Tahun lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak empat kali sepanjang tahun. Kebijakan negeri Abang Sam itu menyebabkan arus modal keluar dari negara-negara emerging menuju ke AS. Imbasnya, mata uang sejumlah negara tertekan, tak terkecuali nilai tukar rupiah yang sempat melorot ke level Rp 15.000 per dolar AS.
BACA: Ulang Tahun ke 56, Sri Mulyani Bernyanyi Dengan Chatib Basari
Chatib mengimbau pemerintah bersiap dan tidak menganggap bahwa kondisi perekonomian saat ini berbeda dengan dengan 2018 lalu. "Saatnya bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan dengan menganggap bahwa arus modal yang masuk, rupiah yang menguat, dan pasar keuangan yang bergairah ini berbeda dengan yang lalu," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Tempo melalui RTI Business, nilai tukar Rupiah pada hari ini pukul 16.03 WIB berada pada level Rp 14.090 per dolar AS. Artinya, rupiah menguat 180 poin atau 1,26 persen dari angka pembukaan, Rp 14.270 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah sempat mencapai level terkuatnya, yaitu Rp 14.015 sebelum kembali melemah lagi.
Baca berita tentang Chatib Basri lainnya di Tempo.co.
BISNIS