TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menguat di kisaran Rp 14.000. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan rupiah menguat karena didorong realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2108.
Baca: Rupiah Menguat, Tiga Faktor Ini Diduga Jadi Alasannya
Sri Mulyani menuturkan, realisasi APBN yang baik dibarengi dengan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang bagus. "Ini menimbulkan posisi Indonesia yang berbeda dengan negara-negara yang selama ini mengalami volatilitas dan vulnerabilitas lebih tinggi, sehingga kita bisa mendapatkan manfaat dalam bentuk capital inflow," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 7 Januari 2019.
Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara pada 2018 mencapai 102,5 persen. Jumlahnya mencapai Rp 1.942,3 trilun dari target Rp 1.894,7 triliun.
Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan tetap waspada dengan kurs rupiah menguat tersebut. "Perubahan bisa terjadi, tapi perubahan dari sisi arah kebijakan di Amerika, apakah federal reserve, apakah perdagangan, politik perdagangan Amerika terhadap RRT, itu semua akan menjadi faktor dinamis yang harus kita lihat," ujarnya.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terapresiasi pada perdagangan hari ini. Rupiah menguat mencapai Rp 14.105 atau menguat 245 poin dari perdagangan sebelumnya Rp 14.305.