TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo meminta petugas pelabuhan di sejumlah daerah untuk memberikan informasi kepada calon penumpang terkait kondisi cuaca dan jadwal keberangkatan kapal. Permintaan ini disampaikan setelah adanya peringatan dini dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa gelombang tinggi yang akan terjadi di Perairan Selatan Kalimantan, Laut Jawa dan Perairan Utara Jawa Tengah.
Simak: Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat Bakal Jadi Destinasi Baru
"Cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah perairan Indonesia," ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 5 Januari 2018. "Semua pihak, baik operator dan masyarakat pengguna jasa transportasi laut harus mewaspadai terjadinya cuaca buruk dengan tetap mengutamakan keselamatan pelayaran,"
Di saat yang bersamaan, ratusan penumpang sempat tertahan di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur lantaran pelayaran ditutup akibat cuaca buruk. Para penumpang yang berjumlah 350 orang ini kemudian diberangkat kembali ke Pulau Kangean dengan menggunakan kapal Dharma Bahari Sumekar I (DBS).
"Setelah kurang lebih satu pekan aktivitas pelayaran di Pelabuhan Kalianget ditutup akibat cuaca buruk," Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas IV Kalianget, Ferry Agus.
Selanjutnya, Ferry menambahkan bahwa para penumpang tujuan Masalembu masih berada di Pelabuhan Kalianget menunggu kedatangan kapal KM. Sabuk Nusantara 115 dari Surabaya.
Kondisi yang sama juga terjadi di Pelabuhan Gresik, Jawa Timur. Penyeberangan antar pulau kembali dibuka di Pelabuhan Gresik, Jatim setelah lima hari ditutup pasca cuaca buruk dan gelombang tinggi. "Per 4 Januari 2018, aktivitas dan pelayanan di Pelabuhan Gresik kembali normal dan telah memberangkatkan 2 kapal cepat telah mengangkut calon penumpang yang sempat menumpuk di Gresik," ujar Kepala Kantor KSOP Kelas II Gresik, Totok Mukarto.
Totok juga menjelaskan bahwa karena cuaca mulai membaik dengan ketinggian gelombang laut di perairan Gresik dan Bawean di bawah 2 meter. Sehingga 2 kapal cepat diizinkan beroperasi mengangkut penumpang dari Gresik menuju Bawean atapun sebaliknya. “Karena banyaknya calon penumpang, sehingga kami memberangkatkan 2 kapal yang biasanya sehari hanya satu kapal,” kata Totok.