TEMPO.CO, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah mengantongi pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar Rp 36,75 triliun sepanjang tahun 2018. Adapun total pendapatan perusahaan pada tahun lalu masih belum bisa disebutkan lantaran masih dalam proses audit.
Simak: 2019, Waskita Karya Siapkan Belanja Modal Rp 26 Triliun
"Pendapatan perusahaan 2017 adalah Rp 45,21 triliun. Pada 2018 diperhitungkan tumbuh 10 persen, namun masih dalam proses audit," ujar Direktur Keuangan Waskita Haris Gunawan di Hotel Rafles, Jakarta, Jumat, 4 Januari 2018.
Haris mengatakan pembayaran sebesar Rp 36,75 triliun itu terdiri atas, antara lain pembayaran proyek Jalan Tol Batang - Semarang sebesar Rp 5,7 triliun. Selain itu, perseroan mengantongi Rp 3,9 triliun dari proyek kereta ringan alias LRT.
Selanjutnya, Waskita juga menerima pembayaran dari proyek Tol Pasuruan - Probolinggo sebesar Rp 2,1 triliun, proyek Tol Salatiga - Kartasura sebesar Rp 2 triliun dan proyek Ruas Tol Terbangi Besar - Kayu Agung senilai Rp 1,96 triliun. Di samping itu, penerimaan lainnya adalah sebesar Rp 18,23 triliun dan pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 2,8 triliun.
"Selama tiga tahun terakhir Waskita Karya berhasil mencatatkan pertumbuhan secara signifikan 100,31 persen," kata Haris. Perseroan membidik pendapatan pada tahun 2019 sebesar Rp 54 triliun dengan laba bersih Rp 4 triliun.
Selain soal pembayaran, Haris mengatakan nilai kontrak yang diperoleh Waskita pada 2018 adalah sebesar Rp 27 triliun. Angka itu turun ketimbang pada 2017, yaitu Rp 55,8 triliun. "Itu karena tiga tahun sebelumnya kami didelivered oleh proyek-proyek bisnis pembangunan jalan tol, dan pada 2018 beberapa tol yang kami bangun lebih sedikit," kata dia. Sementara, pada tahun ini, perseroan diproyeksikan mencapai bilai kontrak anyar Rp 56,6 triliun.
Begitu pula kontrak yang dikelola, ujar Haris, pada 2018 lebih sedikit dari 2017. Tahun lalu, nilai kontrak Waskita Karya yang dikelola adalah Rp 117 triliun atau lebih sedikit dari satu tahun.sebelumnya yang mencapai Rp 138 triliun. "Tahun depan targetnya Rp 121,6 triliun," ujar dia.