TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut harga daging ayam menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, ia menemukan ada kenaikan harga ayam sebesar Rp 1.000 per kilogram dari Rp 31 ribu per kilogram menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Temuan itu diperoleh Jokowi saat blusukan ke Pasar Ngemplak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat, 4 Januari 2019.
Baca juga: Pantau Harga di Pasar Tulungagung, Jokowi Beli Beras dan Ayam
"Saya kira ini perlu perhatian meskipun naiknya Rp 1.000 ini akan kita perhatikan," ujar Jokowi seperti dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet, setkab.go.id, Jumat, 4 Januari 2018.
Jokowi menduga persoalan kenaikan harga daging ayam itu bermula pada suplai pakan ternak. Suplai pakan ternak yang kurang, menurut Jokowi bakal mengerek harga daging ayam. Ia menegaskan kenaikan harga itu mesti diperhatikan meski nominalnya kecil. Sebab, ia ingin harga-harga dapat terkendali dan berimbas pada turunnya angka inflasi.
Di luar harga daging ayam, Jokowi melihat harga bahan pokok lainnya cenderung stabil. Salah satu bahan pokok yang ia perhatikan adalah harga beras. Dalam kunjungan tersebut, ia mendapati harga beras medium Rp 8.500 per kilogram.
Stabilitas harga beras itu, menurut Jokowi, tidak lepas dari kinerja Perum Badan Urusan Logistik melalui operasi pasar. Sebab, lembaga yang dipimpin oleh Budi Waseso itu dinilai bisa menjaga pasokan beras selama periode Desember 2018 - Januari 2019. Menurut dia, pada dua bulan itu harga beras kerap melambung.
"Memang yang banyak di pasar kan yang kurang beras di medium. Kalau tadi melihat stoknya saya kira insya allah enggak ada masalah,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi sepanjang 2018 sebesar 3,13 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target pemerintah yaitu 3,5 persen. Selama tahun 2018, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, antara lain kelompok bahan makanan sebesar 3,41 persen dengan andil 0,68 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,91 persen dengan andil 0,67 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,43 persen dengan andil 0,6 persen, serta kelompok sandang sebesar 3,59 persen dengan andil 0,23 persen.
Selain itu, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 3,14 persen dengan andil 0,15 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,15 persen dengan andil 0,24 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,16 persen dengan andil 0,56 persen.
Simak berita tentang Jokowi hanya di Tempo.co