TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi defisit anggaran hingga akhir 2018 mencapai Rp 259,9 triliun atau 1,76 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). "Hal ini memperlihatkan adanya pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang positif dengan kinerja yang sangat sehat dan kredibel," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN 2018 di Jakarta, Rabu, 2 Januari 2019.
Baca: Refleksi 2018 Sri Mulyani: Defisit APBN Terendah Sejak 2012
Sri Mulyani mengatakan pencapaian defisit anggaran ini jauh di bawah target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19 persen terhadap PDB. Realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara sebesar Rp 1.942,3 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.202,2 triliun.
Pendapatan negara tersebut mencakup penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.521,4 triliun, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 407,1 triliun dan hibah sebesar Rp 13,9 triliun. Sedangkan belanja negara mencakup belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp 1.444,4 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 757,8 triliun.
Dalam kesempatan ini, pembiayaan anggaran juga hanya tercatat sebesar Rp300,4 triliun karena kinerja penerimaan negara yang memadai hingga akhir tahun. "Penurunan realisasi pembiayaan tersebut juga diiringi dengan penurunan realisasi pembiayaan utang netto," kata Sri Mulyani.
Baca: Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Alotnya Negosisasi Freeport
Dengan pembiayaan tersebut, maka neraca keseimbangan primer hanya tercatat negatif Rp 1,8 triliun yang berarti pembiayaan untuk menutup utang makin berkurang. Sri Mulyani memastikan angka realisasi ini masih bersifat sementara, karena penghitungan APBN 2018 masih terus berlangsung, meski tahun berjalan anggaran sudah berakhir.
ANTARA