TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Jababeka Group, Setyono Djuandi Darmono hari ini, 2 Januari 2019, mengumpulkan sejumlah direksi dan pegawai di perusahaannya untuk menggelar doa bersama atas tsunami Selat Sunda. Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Tanjung Lesung adalah salah satu proyek milik Jababeka yang hancur terkena terjangan gelombang tsunami.
Baca juga: Tsunami Selat Sunda di Pantai Carita Banten Hingga 5,26 Meter
"Kita di sini berkumpul menyampaikan doa kepada para korban tsunami," kata Darmono dalam acara “Doa Bersama Lintas Agama” atas tragedi Tsunami Banten dan Lampung di Menara Batavia, Rabu, 2 Januari 2018. Acara ini dihadiri direksi dan pegawai PT Jababeka Group Tbk dan PT Banten West Java, pengelola KEK Tanjung Lesung.
Darmono juga berterima kasih kepada sejumlah mitra Jababeka dari Jepang yang ikut membantu mengumpulkan dana untuk para korban. "Mereka telah mengumpulkan dana dari berbagai pihak di Korea, Cina, dan Jepang, terima kasih saya ucapkan," kata dia.
Tsunami akibat longsoran erupsi Gunung Krakatau di Selat Sunda terjadi pada Jumat, 22 Desember 2018. Bencana ini berdampak pada pesisir barat Banten serta Lampung Selatan. Dalam rilis BNPB per tanggal 25 Desember pukul 13.00, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 429 jiwa. Selain itu, 1.485 orang menjadi korban luka-luka, 154 masih hilang, dan 16.082 jiwa mengungsi.
Darmono menjelaskan bahwa KEK Tanjung Lesung memiliki luas 1.500 hektare. Dari luasan itu, hanya sekitar 0,005 persen saja bagian yang hancur terkena gelombang tsunami. Sebab itu, Darmono mengharapkan pemerintah dapat membangun tanggul laut hingga breakwater atau pemecah ombak sebagai salah satu upaya meminimalisir kerusakan dari potensi bahaya yang ada.
Sebelumnya Darmono juga telah menyebut bahwa pembangunan KEK Tanjung Lesung telah mengikuti ketentuan tata ruang yaitu sejauh 100 meter dari bibir pantai atau diluar garis sempadan pantai. "Kami memang sudah 100 meter dari pantai, tapi memang terjadi abrasi (proses pengikisan pantai oleh gelombang laut) sehingga pantai mendekat," kata Darmono, Kamis, 27 Desember 2018.
Selain itu, Darmono mengharapkan dibangun juga shelter-shelter yang akan jadi lokasi aman di sekitar KEK Tanjung H dan pengelola KEK Tanjung Lesung dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang seperti tsunami Selat Sunda. "Ini ada hikmahnya juga agar kami lebih siap," ujarnya.