TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi capaian dan kinerja jajarannya sepanjang tahun 2018. Pasalnya, berdasarkan laporan akhir tahun Kementerian Keuangan, penerimaan negara mencapai lebih dari seratus persen, belanja negara mencapai 97 persen, dan defisit keseimbangan primer di bawah 2 persen sejak tahun 2012.
Baca: Sri Mulyani: Revisi DIPA Turun karena Ketiadaan APBN Perubahan
“APBN kita total penerimaan negara mungkin akan mencapai di atas seratus persen. Saya berterima kasih bahwa kita semua telah berhasil menyelesaikan tahun 2018," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis di situs resmi Kementerian Keuangan, Senin, 31 Desember 2018. Apalagi, tahun ini pemerintah tidak mengundang-undangkan APBN Perubahan.
Setelah mendengarkan laporan melalui video conference dari jajarannya di seluruh Indonesia, penerimaan pajak memang masih mungkin di bawah seratus persen. Namun, bea cukai dan penerimaan negara bukan pajak rata-rata di atas seratus persen. "Jadi ini adalah sesuatu yang sangat baik. Ini merupakan suatu milestone,” ucap Sri Mulyani. Apalagi, ujar dia, tahun ini juga dipenuhi gejolak perekonomian global yang sangat dinamis.
Menambahkan informasi yang disampaikan Sri Mulyani, Direktur Jenderal Perbendaharaan Marwanto menyebut pendapatan negara untuk tahun 2018 sudah mencapai 100,1 persen mengacu pada hasil perhitungan jam tujuh pagi hari ini. “Mudah-mudahan meningkat,” kata dia.
Capaian kinerja tersebut, ujar Sri Mulyani, tidak lepas dari kerjasama dan kolaborasi antar unit eselon I di lingkungan Kemenkeu baik di pusat maupun unit vertikal-nya misalnya antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
“Kalau dilihat tadi banyak yang sudah melakukan kolaborasi pajak dan bea-cukai, melakukan law enforcement, melakukan penindakan, saya yakin ini adalah cara kerja kita bersama yang akan semakin baik. Saya ingin ini semua ditingkatkan,” kata Sri Mulyani.